Jayapura (ANTARA) - Sebagian warga korban banjir bandang di BTN Gajah Mada, Kelurahan Dobonsolo, Kabupaten Jayapura, Papua terpaksa memilih pindah rumah pasca banjir bandang.

"Kawan saya pindah rumah karena semua barang saya hanyut saat banjir waktu itu melanda," kata Fitus Arung, salah satu warga BTN Gajah Mada, Kelurahan Dobonsolo, Kabupaten Jayapura kepada ANTARA di Jayapura, Senin.

Menurut dia, saat banjir semua barang milik keluarganya hanyut di dalam rumah, termasuk kasur tidur.

"Memang sebagian besar barang saya sudah saya selamatkan, tapi kasur yang hanyut dalam rumah saya buang," katanya.

Dia mengatakan tidak hanya banjir, lumpur juga setebal satu meter lebih dalam rumah, sehingga pembersihannya cukup rumit.

Bencana banjir terus menerus melanda lokasi itu ketika datang hujan, kata dia, sehingga dia dan keluarga lainnya memilih untuk pindah rumah.

"Saya akan pindah rumah keluar dari kompleks ini, karena selalu banjir. Kawan saya akan mulai dari nol," katanya.

Bukan hanya keluarganya yang memilih keluar dari kompleks itu, kata dia, tetangganya Marcel Kelen juga sudah bersama keluarganya mengangkat barang keluar dari rumah.

"Jeck Wally, tetangga kami juga kalau tidak salah berencana mau keluar dari rumah, hanya saja belum pasti," katanya.

Bencana banjir bandang Sentani terjadi pada Sabtu (16/3) di Distrik Sentani, Distrik Waibu, Distrik Sentani Barat, Distrik Ravenirara, dan Distrik Depapre.

Data BNPB menyebutkan 112 orang meninggal dunia, 2.287 rumah rusak akibat bencana itu.

Baca juga: Presiden Jokowi diminta relokasi perumahan BTN Gajah Mada
Baca juga: Pengungsi banjir bandang Sentani minta dibuatkan tempat tinggal

 

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019