Khartoum (ANTARA) - Ribuan pengunjuk rasa Sudan bentrok degan pasukan keamanan di luar kediaman Presiden Omar al-Bashir di Khartoum tengah pada Sabtu, kata para saksi mata.

Mereka mengatakan protes tersebut tampaknya merupakan unjuk rasa terbesar menentang Presiden Bashir yang sudah berkuasa 30 tahun.

Aksi-aksi protes juga berlangsung di Omdurman yang merupakan kota kembar Khartoum, dan terletak di seberang Sungai Nil. Kantor berita SUNA melaporkan seorang warga sipil meninggal akibat luka-luka dalam "kerusuhan" dan sejumlah warga sipil lainnya serta petugas keamanan cedera.

Korban itu ialah seorang dokter yang bertugas di laboratorium, menurut pernyataan yang dikeluarkan komite dokter oposisi. Staf medis telah memainkan peran menonjol dalam aksi-aksi protes. Diberitakan puluhan orang tewas dalam aksi-aksi unjuk rasa yang sudah berlangsung selama tiga setengah bulan belakangan.

Pasukan keamanan menembakkan gas air mata ke arah pengunjukrasa di Omdurman dan para pengunjuk rasa yang melempar bebatuan dekat kediamanan Bashir, yang telah menanggapi seruan oleh para pegiat yang mencoba meningkatkan tekanan atas Bashir supaya mundur.

Mereka mengibarkan bendera-bendera Sudan dan meneriakkan slogan-slogan yang menuntut "kebebasan, perdamaian dan keadilan" ketika mereka berkumpul di luar gerbang kompleks kediaman itu, yang dijaga ketat oleh tentara. Di kompleks itu juga terdapat kementerian pertahanan, komanda tentara markas keamanan.

Pada malam, bentrokan-bentrokan berkurang ketika pasukan keamanan mundur, mengizinkan ribuan orang masih berkumpul di luar kompleks itu. Para saksi mata mengatakan para pengunjuk rasa belia menyanyikan lagu-lagu nasional dan berjoget. Beberapa mengatakan mereka akan tetap berada di sana sampai Bashir mundur.

Sumber: Reuters
Baca juga: Sudan tahan 700 orang dalam unjukrasa

Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019