Surabaya (ANTARA) - Sebanyak delapan perjalanan kereta api di wilayah PT KAI Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya mengalami keterlambatan tiba di Stasiun Gubeng Surabaya akibat pengerjaan jalur ganda di koridor Madiun-Jombang, khususnya pekerjaan pergeseran jembatan sungai brantas atau Bangunan Hikmat (BH) No 259 KM 95+870 petak, antara Kertosono-Sembung, Kabupaten Nganjuk, Jatim.

"Kami dari pihak PT KAI Daop 8 Surabaya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas keterlambatan ini, dan mohon maklum kepada para penumpang. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari pengembangan perkeretaapian melalu proyek jalur ganda (double track) di lintasan antara Madiun-Jombang," kata Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Suprapto di Surabaya, Selasa.

Delapan KA yang mengalami keterlambatan itu masing-masing KA 7064A Jayakarta relasi Pasar Senen-Surabaya Gubeng, dengan tiba di Stasiun Gubeng terlambat 152 menit, atau pukul 06:19 WIB, kemudian KA 56 Bangunkarta relasi Gambir-Surabaya, dan terlambat 149 menit, atau tiba pukul 05:59 WIB.

Kemudian KA 92 Malabar relasi Bandung-Malang tiba pukul 08:38 WIB, atau terlambat 93 menit, lalu KA 172 Matarmaja relasi Pasar Senen-Malang dengan keterlambatan 76 menit, dan KA 44/45 Bima relasi Gambir-Surabaya-Malang dengan waktu keterlambatan 76 menit.

Selain itu, KA yang sama, yakni Bima dengan kode 44/45 dengan keterlambatan tiba di Malang pukul 09:11WIB, atau terlambat 56 mnt, berikutnya KA 142 Majapahit jurusan Pasar Senen-Malang dengan terlambat 42 menit atau tiba di Malang pukul 10:47 WIB, dan terakhir KA 50 Turangga dengan keterlambatan 30 menit untuk relasi Bandung-Surabaya Gubeng.

Sementara itu, pekerjaan pergeseran dilaksanakan pada dini hari tadi dengan membutuhkan proses waktu kerja 130 menit yang dilakukan oleh Tim Satker Jatim.

Pekerjaan itu dinilai cukup berat karena dari kontruksi material jembatan yang lama dengan panjang bentangan 105 meter dan berat beban 419,45 ton, digantikan jembatan baru yang lebih besar yaitu dengan panjang bentangan 192 meter dan berat beban 1.105 ton atau dua kali lebih berat dari yang lama.

Terlebih lagi pelaksanaanya dilakukan pada dini hari, sehingga diperlukan penanganan yang ekstra ketat dan detail.*


Baca juga: Disiapkan 174 perjalanan KA mudik gratis di sekitar Jawa Timur

Baca juga: Pemkot tidak beri santunan korban "Surabaya membara"


 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019