Brisbane (ANTARA News) - Kekalahan telak John Howard dalam Pemilu Federal 24 November lalu semakin lengkap dengan jatuhnya kursi daerah pemilihan Bennelong, Sydney, yang telah dikuasainya selama lebih dari 11 tahun ke tangan Maxine McKew, calon anggota parlemen dari Partai Buruh Australia (ALP). Kepastian tentang kekalahan Howard di daerah pemilihannya itu disampaikan McKew, Senin, setelah perhitungan suara sudah selesai sekitar 80 persen. Seperti dilaporkan ABC, McKew meraih 51,7 persen suara, sedangkan Howard 48,3 persen suara. Mantan wartawati itu mengatakan kemenangan dirinya adalah yang pertama kali bagi ALP dalam sejarah Bennelong. Dengan kemenangan Maxine McKew itu, karir politik Howard pun tamat. Tidak hanya itu, Howard pun tercatat dalam sejarah politik Australia sebagai mantan perdana menteri yang kehilangan kursi di daerah pemilihannya, seperti yang pernah dialami Stanley Melbourne Bruce tahun 1929. Tanda-tanda kekalahan Howard di daerah pemilihannya sendiri itu sudah terlihat sejak penghitungan suara dilakukan pada 24 November malam. Namun ketika Howard secara resmi mengakui kemenangan Kevin Rudd dan kubu ALP dalam Pemilu Federal 2007 yang diikuti lebih dari 13,6 juta orang pemilih itu, Maxine McKew justru belum berani menyatakan kemenangannya atas Howard karena belum seluruh kertas suara selesai dihitung. Bagi politisi perempuan ALP yang pernah berkerja sebagai penyiar ABC itu, satu hal yang pasti bahwa kursi daerah pemilihan Bennelong tidak lagi pernah dengan mudahnya diambil Partai Liberal. Kevakuman politik Berakhirnya era pemerintahan Howard itu juga menyisakan masalah pelik bagi Partai Liberal pimpinannya, karena partai itu mengalami kevakuman kepemimpinan menyusul penolakan Wakil Ketua Partai Liberal, Peter Costello, mengambil alih kepemimpinan partai. Di tengah kegalauan Partai Liberal, Pemimpin Partai Nasional Mark Vaile yang menjabat wakil perdana menteri serta menteri transportasi dan jasa regional Australia, dalam kabinet Howard juga telah menyatakan mundur dari jabatan di partainya menyusul kekalahan telak kubu koalisi dalam Pemilu 24 November itu. Kevin Rudd membuat sejarah baru dalam perpolitikan Australia dan menjadi perdana menteri ke-26 negara itu, setelah ALP berhasil mengantongi sedikitnya 83 dari 150 kursi di parlemen atau jauh melebihi kubu koalisi yang hanya memeroleh 58 kursi. Dengan kemenangan besar itu, Rudd tidak hanya telah mengukir sejarah bagi dirinya dan partainya karena berhasil menumbangkan supremasi Howard yang telah menguasai pemerintahan federal sejak 11 Maret 1996. Mengenai isu-isu yang menjadi kunci kemenangan kubu ALP, Julia Gillard, wakil ketua ALP dan wakil perdana menteri dalam pemerintahan baru Kevin Rudd, menjelaskan kualitas kepemimpinan Rudd merupakan salah satu faktor penting bagi pemenangan ALP. Isu-isu krusial lainnya adalah kebijakan alternatif ALP terhadap isu hubungan industrial dan pilihan kerja, serta komitmen ALP pada perubahan iklim yang mengacu pada Protokol Kyoto. Kegagalan pemerintahan Howard menjaga tetap rendahnya angka inflasi sehingga mengakibatkan naiknya tingkat suku bunga yang memengaruhi kehidupan masyarakat banyak juga memberikan kontribusi pada kemenangan ALP, kata Gillard. (*)

Copyright © ANTARA 2007