Palu (ANTARA) - Memasuki hari ke delapan bulan suci Ramadhan, Direktorat Lalu Lintas Polda Sulteng setidaknya menilang 1.028 pelaku asmara subuh di seluruh daerah.

"Jadi habis salat subuh, mereka jalan-jalan naik motor tapi kebut-kebutan dan dan balap-balapan yang rawan menimbulkan kecelakaan. 1. 028 yang kita tilang contohnya pelaku asmara subuh di Jl. Diponegoro Kota Palu," kata Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Sulteng AKBP Imam Setiawan, Senin (13/5).

Dia menyebut 1.028 pelaku asmara subuh yang ditilang umumnya adalah anak-anak dan remaja berusia antara 15 sampai 21 tahun.

Penilangan dilakukan Ditlantas Polda Sulteng dengan melibatkan aparat kepolisian di Kepolisian Resor (Polres) di seluruh kabupaten dan kota.

"Penindakan dilakukan dalam kegiatan operasi keselamatan yang baru saja dilaksanakan mulai 29 April sampai 12 Mei. Dulu namanya operasi simpati namun berubah menjadi operasi kesepamatan tapi tujuan dan sasarannya sama," ucapnya.

Penindakan terhadap para pelaku asmara subuh lanjut Imam, dilakukan sebagai bentuk respon cepat terhadap laporan masyarakat yang sangat resah dan terganggu dengan keributan yang dilakukan para pelaku asmara subuh.

"Pelanggaran berlalu lintas seperti asmara subuh ini sudah sangat meresahkan warga. Oleh karenanya masyarakat meminta dalam operasi keselamatan juga ditindak para pelaku asmara subuh," ucapnya.

Saat ini, dia mengaku kegiatan asmara subuh di seluruh daerah di Sulteng telah menurun sejak penindakan yang melibatkan personil kepolisian dari ditlantas, sabhara dan intel tersebut dilakukan. Namun tidak sampai di situ saja.

Menjelang Idul Fitri kegiatan tersebut juga akan tetap dilakukan namun dalam kegiatan Operasi Ketupat.

"Dalam kegiatan Operasi Keselamatan 2019 yang dilaksanakan Ditlantas Polda Sulteng ada 7.000 pelanggaran yang ditemukan dan kita tindak. Dari 7.000 pelanggaran, 6.425 pelanggar yang kita tindak yang sifatnya teguran," katanya.

Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019