Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggunakan teknologi modifikasi cuaca, atau yang lebih dikenal sebagai Hujan Buatan, guna mengatasi kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau.

"Teknologi modifikasi cuaca untuk karhutla saat ini kami lakukan di Riau," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Seto mengatakan bahwa BPPT juga telah menerima permintaan dari daerah seperti Sumatera Selatan untuk menggunakan teknologi modifikasi cuaca guna merangsang percepatan pembentukan hujan dalam upaya mencegah dan mengatasi kebakaran lahan dan hutan. 

Selain itu, menurut dia, Pemerintah DKI Jakarta menyampaikan permintaan untuk memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca guna mengatasi polusi udara.

BPPT, menurut Seto, setiap tahun menghabiskan dana sekitar Rp50 miliar untuk pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca. Saat kebutuhan meningkat, BPPT bisa menghabiskan Rp70 miliar sampai Rp80 miliar dari para pengguna teknologi untuk melakukan modifikasi cuaca.

Selain menggunakan teknologi modifikasi cuaca untuk merangsang percepatan proses terjadinya hujan, BPPT juga membantu upaya pembasahan lahan gambut guna menekan risiko kebakaran.
​​​​​​​
Baca juga: Satgas terbangkan tiga helikopter padamkan Karhutla Riau

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019