Hasil pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan hingga Minggu, pukul 21.00 WIB terjadi 40 kali gempa susulan setelah gempa 7,2 Skala Richter di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara pada pukul 16.10 WIB.

"Hasil pemantauan BMKG, gempa susulan terbesar berkekuatan 5,8 Skala Richter dan terkecil 3,1 Skala Richter," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan 27 gempa susulan dirasakan di daerah terdekat, terutama di Kota Labuha, Ibu Kota Kabupaten Halmahera Selatan.

Kerusakan akibat gempa dilaporkan terjadi di Kecamatan Gene Barat, tetapi belum ada laporan rinci tentang jumlah bangunan yang rusak.

"Hasil pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami," ujar dia.

Gempa yang terjadi itu, merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar Sorong-Bacan.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa tersebut dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan struktur pergerakan mendatar.

Rahmat mengimbau masyarakat setempat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh berbagai isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat juga diminta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggalnya cukup tahan terhadap gempa atau tidak mengalami kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan. 

Baca juga: 5 desa di Halmahera Selatan terdampak gempa 7,2 SR
Baca juga: Gempa bumi kembali terjadi di Halmahera Selatan

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019