Karena peristiwa terjadinya dehidrasi dimulai sejak dalam pesawat
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menyiapkan tim kesehatan bergerak bandara yang siap siaga selama 24 jam melayani jamaah calon haji Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan saat mendarat di Bandara Madinah atau Bandara Jeddah, Arab Saudi.

Dalam siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Senin, perjalanan panjang dan guncangan pada pesawat akibat perubahan cuaca menjadi faktor pemicu gangguan kesehatan bagi jamaah calon haji Indonesia.

Hal itu biasanya disebabkan belum terbiasa melakukan perjalanan jauh dengan pesawat terbang.

Salah seorang anggota jamaah Kloter 07, Embarkasi Palembang asal Kabupaten Bangka mengalami mual dan muntah saat menaiki bus yang akan mengantarnya ke hotel.

Petugas haji bagian transportasi segera melaporkan kepada tim kesehatan bergerak bandara untuk menangani anggota jamaah tersebut. Sesaat kemudian, seorang dokter mendatangi bus jamaah sambil membawa peralatan medis darurat.

“Kasusnya saat di pesawat ada guncangan, mungkin juga dari kelelahan. Stresornya kelelahan. Ada suasana baru. Kemungkinan juga kurang asupan makan, sehingga terjadi vomitus,” ujar dr. Lucky Cahyono, M.Kes., anggota tim kesehatan bergerak bandara.

Tim bergerak siaga menyambut jamaah calon haji di empat terminal kedatangan di Bandara Madinah. Keberadaan tim itu untuk mendeteksi, mencegah, dan memberikan respons ketika ada anggota jamaah calon haji Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan di area bandara di Arab Saudi.

Saat jamaah datang, mereka akan mengamati mana anggota jamaah yang sakit, lalu segera memberikan pertolongan jika terjadi sesuatu. Di samping itu membantu menyampaikan edukasi kesehatan.

Kepala Pusat Kesehatan Haji, Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc., memberi instruksi khusus kepada tim kesehatan yang ditempatkan di bandara untuk memperhatikan kondisi hidrasi jamaah calon haji.

"Karena peristiwa terjadinya dehidrasi dimulai sejak dalam pesawat,” katanya.

Kepala Seksi Kesehatan Daker Bandara, dr. Karmijono Pontjo, mengungkapkan kasus terbanyak yang dialami jamaah saat baru mendarat di bandara adalah mabuk perjalanan.

Untuk kasus-kasus ringan, pelayanan dilakukan bersama Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang menyertai jamaah dalam kloter. Untuk yang berat akan dilakukan tindakan dulu di klinik bandara atau langsung dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.

Sampai dengan Minggu (14/7) sudah ada 16 anggota jamaah yang ditangan tim bergerak itu, lima di antaranya dirujuk ke KKHI Madinah.

Tim bergerak diperkuat 20 personel yang terdiri atas dokter, perawat, dan tenaga farmasi serta didukung empat tenaga pendukung kesehatan yang bekerja 24 jam dalam tiga sif.

Baca juga: Jamaah perempuan bisa nikmati layanan konsultasi pengendalian haid
Baca juga: Kemenkes: Tim kesehatan haji disebar untuk layani jamaah
Baca juga: Laporan dari Mekah - Tim kesehatan antisipasi kondisi jamaah usai armuzna


Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019