Industri bioteknologi berbasis mikroalga

  • Kamis, 25 Juli 2019 13:42 WIB

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (ketiga kiri) didampingi CEO PT. Evergen Resources Siswanto Harjanto (kanan) meninjau tempat pengembangbiakkan alga saat peresmian industri bioteknologi berbasis mikroalga di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). PT. Evergen Resources merupakan industri bioteknologi pertama di Indonesia yang mengembangkan budidaya mikroalga dengan produk pertama yaitu bahan aktif antioksidan Astaxanthin yang dapat dimanfaatkan untuk bahan kosmetik dan suplemen dengan target produksi 500 kilogram sebulan untuk memenuhi ekpor ke negara Amerika, Jepang, dan Korea serta mendukung upaya pemerintah mewujudkan kemandirian bahan baku ketersediaan farmasi. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/hp.

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (ketiga kanan) didampingi CEO PT. Evergen Resources Siswanto Harjanto (kedua kanan) meninjau salah satu tempat tempat pengembangbiakkan alga saat peresmian industri bioteknologi berbasis mikroalga di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). PT. Evergen Resources merupakan industri bioteknologi pertama di Indonesia yang mengembangkan budidaya mikroalga dengan produk pertama yaitu bahan aktif antioksidan Astaxanthin yang dapat dimanfaatkan untuk bahan kosmetik dan suplemen dengan target produksi 500 kilogram sebulan untuk memenuhi ekpor ke negara Amerika, Jepang, dan Korea serta mendukung upaya pemerintah mewujudkan kemandirian bahan baku ketersediaan farmasi. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/hp.

Petugas memeriksa salah satu alat di Photo Bio Reactor (PBR) tempat alga dikembangbiakkan usai peresmian industri bioteknologi berbasis mikroalga oleh Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). PT. Evergen Resources merupakan industri bioteknologi pertama di Indonesia yang mengembangkan budidaya mikroalga dengan produk pertama yaitu bahan aktif antioksidan Astaxanthin yang dapat dimanfaatkan untuk bahan kosmetik dan suplemen dengan target produksi 500 kilogram sebulan untuk memenuhi ekpor ke negara Amerika, Jepang, dan Korea serta mendukung upaya pemerintah mewujudkan kemandirian bahan baku ketersediaan farmasi. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/hp.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait