Gorontalo (ANTARA) - Jaringan Advokasi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam (Japesda) menginisiasi penanaman mangrove di Desa Torosiaje Jaya Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato, Sabtu.

Penanaman bakau itu melibatkan sejumlah organisasi antara lain Biodiversitas Gorontalo (BIOTA), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Gorontalo, Pemda Pohuwato, mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo dan IAIN Sultan Amai, serta warga setempat.

Direktur Japesda Nurain Lapolo mengatakan penanaman dilakukan bertahap sejak Januari 2019 sebanyak 1.000 bibit jenis Rhizopora stylosa.

Kemudian tahap kedua dilakukan pada Maret 2019 di Dusun Jati, sebanyak seribu pohon.

"Kemarin dan hari ini kami menanam 1.500 bibit yang terdiri dari jenis Rhizophora mucronata 900 bibit dan Rhizophora stylosa 600 bibit," ujarnya di Pohuwato.

Pohon yang ditanam merupakan hasil pembibitan yang dilakukan oleh warga dan nelayan setempat.

"Kali ini penanaman dilakukan sekaligus untuk merayakan Hari Konservasi, bersama banyak pihak yang menaruh perhatian pada isu lingkungan," jelasnya.

Dia menjelaskan, Japesda telah terlibat dalam pemberdayaan masyarakat dan upaya pemulihan mangrove di kawasan tersebut sejak 10 tahun terakhir.

Kepala Bapeda Pohuwato Irfan Saleh mengatakan mangrove di perairan Torosiaje akan segera ditetapkan menjadi kawasan ekowisata.

"Mangrove harus terjaga dengan baik karena keuntungannya sangat banyak, termasuk pariwisata," tambahnya.

Irfan menambahkan, pemda bahkan telah melakukan upaya edukasi flora dan fauna di daerah itu melalui kurikulum muatan lokal di sekolah.

Baca juga: Hutan mangrove Langsa terlengkap di Asia Tenggara

Baca juga: PMI berkomitmen jaga kelestarian hutan mangrove Indonesia

Pewarta: Debby H. Mano
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019