Jangan melakukan kesalahan-kesalahan atau upaya yang berpotensi kesalahan, tutur Ilham Saputra
Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI akan melakukan evaluasi terkait kesalahan pengisian formulir C1 oleh petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) setelah Mahkamah Konstitusi mengabulkan sebagian permohonan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Kepulauan Riau.

"Ya paling bisa kami evaluasi adalah mereka harus bisa lebih hati-hati dalam melakukan rekapitulasi. Jangan melakukan kesalahan-kesalahan atau upaya yang berpotensi kesalahan," tutur Komisioner KPU RI Ilham Saputra di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa.

Baca juga: Sidang Pileg, MK kabulkan sebagian permohonan PDIP Bintan, Kepri

Menurut dia, permohonan yang dikabulkan sebagian itu karena hasil formulir C1 yang berubah di formulir DA1. Dari hal itu diketahui kebanyakan kesalahan terjadi di C1 karena DA1 adalah hasil koreksi dari rekapitulasi di panitia pemilihan kecamatan (PPK).

Evaluasi kesalahan itu dikatakannya menjadi penting agar tidak kembali terjadi dalam Pilkada serentak 2020.

Secara terpisah, anggota Bawaslu RI Fritz Edward Siregar menilai Mahkamah Konstitusi bertindak secara transparan dan memberikan kesempatan yang luas kepada masing-masing pihak untuk dapat mengajukan bukti, saksi dan dokumen.

Baca juga: Sidang Pileg, MK kabulkan sebagian permohonan Golkar di Kepulauan Riau

"Kami dari Bawaslu tidak bisa menyatakan itu keputusan baik atau tidak, tetapi kalau kami lihat MK tegas untuk menyatakan mengenai pentingnya syarat formil, pentingnya untuk menyampaikan sebuah permohonan sesuai dengan apa yang telah digariskan MK dan itu sesuatu yang kami apresiasi," kata Fritz.

Mahkamah Konstitusi disebutnya juga mempergunakan hasil pengawasan dari Bawaslu sebagai penyandingan data terhadap data yang disampaikan oleh pemohon atau pun pihak terkait.

Baca juga: Sidang Pileg, tujuh parpol gugat KPU Riau

"Kami mengapresiasi bagian itu sebagai bentuk bahwa MK menyatakan Bawaslu telah menjalankan tugas sebagaimana semestinya," tutur dia.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019