Gandeng Jepang, Batan tingkatkan teknologi radiosiotop dan radiofarmaka

Gandeng Jepang, Batan tingkatkan teknologi radiosiotop dan radiofarmaka

Batan (id.wikipedia.org) (/)

Jakarta (ANTARA) -- Badan Tenaga Nuklir Naisonal (BATAN) melalui Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) bekerjasama dengan Kaken, salah satu lembaga riset Jepang, untuk meningkatkan penguasaan teknologi produksi radioisotop dan radiofarmaka. Kerjasama ini diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman di Mito, Jepang, Selasa.

Kepala PTRR Rohadi Awaludin mengatakan, kerjasama ini dilatari oleh kesamaan pandangan bahwa teknologi produksi radioisotop dan radiofarmaka terus berkembang dan pemanfaatannya terus mengalami peningkatan, termasuk di Jepang dan di Indonesia.

"Kaken dan BATAN memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang radioisotop dan radiofarmaka. Jika pengetahuan dan pengalaman tersebut disinergikan maka akan diperoleh hasil yang sangat menguntungkan kedua belah pihak, bahkan bukan hanya kedua institusi namun bisa lebih luas lagi yaitu bagi Indonesia dan Jepang," ujar Rohadi.

Kerjasama ini adalah kerjasama pengembangan teknologi produksi radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) yakni radioisotop medis yang saat ini paling banyak dimanfaatkan utk diagnosis di kedokteran nuklir.

Rohadi melanjutkan, saat ini, Teknesium-99m diproduksi menggunakan molibdenum-99 (Mo-99) hasil fisi dari Uranium. Teknologi ini masih menyisakan beberapa tantangan, diantaranya besarnya limbah radioaktif hasil fisi (radioactive fission waste) yang dihasilkan.

"Sedangkan teknologi baru yang dikembangkan kedua belah pihak ini menggunakan molibdenum alam untuk memproduksi Mo-99, jadi tidak menggunakan uranium lagi. Limbah radioaktif yg dihasilkan pun sangat kecil dan bukan radioactive fission waste (RFW)," paparnya.

Untuk mempersiapkan kerjasama yang akan dimulai pada 2020 hingga 2025 ini, PRSG menyiapkan fasilitas Iradiasi netron di PRSG untuk iradiasi molibdenum alam. PTRR juga menyiapkan fasilitas laboratotium dan sumber daya manusia (SDM).

Melalui kerja sama ini, Rohadi berharap, terjadi peningkatan penguasaan teknologi, dalam rangka menyempurnakan teknologi yang telah dikuasai. Selain itu, hasil kerja sama ini diharapkan dapat segera dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat.

Selain penguasaan teknologi dan peningkatan kapasitas SDM, kerja sama ini akan mampu menguatkan jejaring kerjasama BATAN di tingkat internasional. "Luasnya jejaring kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat penguasaan dan pendayagunaan teknologi radioisotop dan radiofarmaka di PTRR. Tidak hanya teknologi radioisotop Teknesium-99m, namun juga teknologi teknologi radioisotop dan radiofarmaka lain yg saat ini sedang dikembangkan di PTRR," harapnya.

Pada kesemapatan yang sama juga dilangsungkan penandatanganan naskah kerja sama antara BATAN dengan Nippon Advanced Information Service (NAIS), Jepang. NAIS merukan perusahaan teknologi di Jepang yang bergerak di bidang keselamatan nuklir dan radiasi, khususnya dalam pamanfaat teknologi informasi di bidang keselamatan nuklir dan radiasi.

"NAIS akan membantu dalam analisis keselamatan, khususnya dalam Iradiasi netron terhadap molibdenum alam di RSG. Mengingat kegiatan ini direncanakan Iradiasi molibdenum alam dalam jumlah besar, maka diperlukan analisis keselamatan terhadap Iradiasi mo dalam jumlah besar," pungkas Rohadi.
Pewarta :
Editor : PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024