Jayapura (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura menetapkan status siaga bencana karena tingginya curah hujan dua pekan terakhir yang menyebabkan bencana banjir dan longsor hingga merenggut korban jiwa di wilayah itu.

"Sebelumnya kami dalam status waspada namun karena dalam satu minggu ini di Kota Jayapura terjadi dua kali banjir dan longsor yang sudah merenggut dua nyawa balita, maka kami tingkatkan satus menjadi siaga," kata Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano saat berada dilokasi longsor Dok VII, Jumat.

Menurut Tommy Mano, Jayapura yang menjadi Ibu Kota Provinsi Papua, itu memiliki daerah-daerah rawan longsor karena merupakan kawasan perbukitan yang sudah dibangun perumahan penduduk dan bantaran kali juga telah berubah menjadi perumahan.

"Jadi apabila terjadi curah hujan tinggi, maka tanah menjadi jenuh dan tak mampu menampung air, kemudian tanah labil dan akan membuat tanah longsor," katanya.

Dia mengatakan, penetapan status siaga itu, untuk mengantisipasi dan meminimalisir dampak bencana, kemudian penetapan status tersebut dilaksanakan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Tommy Mano, lebih lanjut mengatakan, dalam menetapkan status siaga itu, pihaknya menetapkan Badan Penanggulangan Bancana Daerah (BPBD) sebagai Koordinator pelaksana.

"Seluruh warga dan intansi harus bersiaga, karena longsor dan banjir tidak bisa diprediksi. Terutama warga yang tinggal di lereng bukit dan bantaran kali saya berharap dapat meningkatkan kewaspadaan apabila curah hujan tinggi," kata Wali Kota.

Dikatakannya, pemkot juga sudah berkoordinasi dengan Kodim 1701 Jayapura dan Polres Kota Jayapura untuk membuka posko penanganan tanggap bencana di lokasi yang di kategorikan rawan.

(KR-DRS) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024