Jakarta (ANTARA News) - Pusat Penerangan TNI memberi konfirmasi delapan personel TNI AD tewas di satu pos di Puncak Jaya, Papua, setelah sekelompok Gerakan Sipil Bersenjata (GSB) menembaki mereka, Kamis pagi..
Kejadian pertama terjadi sekitar pukul 09.30 WITA, saat GSB Papua menembaki Pos TNI di Pos Tinggi Nambut, Puncak Jaya, yang mengakibatkan dua personel TNI AD di pos itu, kehilangan terluka dan gugur.
Mereka adalah Komandan Pos Tinggi Nambut, Letnan Satu Infantri Reza, serta anggotanya, Prajurit Satu Prabowo, yang tertembak di dada untuk kemudian kehilangan nyawanya. Mereka berdua personel Batalion Infantri 753, dalam status kekuatan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Papua Niugini Markas Besar TNI.
Sedangkan kejadian kedua sekitar pukul 10.30 WITA, saat GSB Papua menghadang anggota TNI AD setempat yang sedang dalam perjalanan menuju Bandara Sinak. Tujuh personel militer Indonesia gugur karena penghadangan itu.
Dua di antara korban tewas itu adalah anggota Komando Rayon Militer Kodim 1714/Puncak Jaya, Sersan Satu Udin dan Sersan Satu Frans. Dikonfirmasi juga, dua warga sipil juga tewas tertembak walau tidak dijelaskan tembakan itu dari pihak mana.
Sementara itu, lima yang lain adalah Sersan Satu Ramadhan, Prajurit Satu Edi, Prajurit Kepala Jojo Wiharja, Prajurit Satu Mustofa, Prajurit Kepala Wempi; semuanya anggota Batalion Infantri 753/Arga Viratama, Nabire, yang ditugaskan di Koramil Sinak, Puncak Jaya.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, menegaskan, " Saat ini, TNI terus mengejar kelompok sipil bersenjata di dua lokasi kejadian tersebut." (*)