Sentani (ANTARA News) - Sebanyak 98 putra asli Papua menjalani spotting atau pendataan awal dari Panitia Pusat Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI khusus PADP (Putra Asli Daerah Papua) Tahun 2013 bertempat di Aula Kibi, Rindam XVII/Cenderawasih.

Ketua Tim C Panitia Pusat Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI khusus PADP Kolonel Adm I Wayan Suhantika, SE mengatakan spotting merupakan salah satu bagian dari program UP4B (Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat) yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada putra-putri asli Papua yang ingin  menjadi anggota TNI, baik TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.

"Dalam spotting ini, hanya sebatas memeriksa kelengkapan administrasi dan postur tubuh calon taruna," ujar Wayan kepada wartawan di Sentani, Rabu.

Ia menjelaskan, untuk wilayah Papua dan Papua Barat, dibagi menjadi tiga tim penerimaan, yaitu Tim A yang berlokasi di Korem 171/PVT Fakfak, Tim B yang berlokasi di Lanud MNA Biak dan Tim C yang berlokasi di Rindam XVII/Cenderawasih Jayapura.

"Total calon taruna yang mendaftar dari tiga tim yaitu 250 orang dari tiga angkatan TNI dan semuanya merupakan putra putri asli Papua, khusus Tim C di Jayapura tercatat 162 calon taruna yang mendaftar pada awalnya, namun karena kesibukan masing-masing calon taruna, akhirnya hanya tersisa 98 orang saja," urai Wayan yang menjabat Kasubdisdiajurit Disminpersau pada Mabes TNI AU.

Wayan menuturkan dari 98 calon taruna tersebut masih akan diseleksi hingga mencapai jumlah 45 calon taruna, yang nantinya akan dikirim ke masing-masing satuan di daerah untuk selanjutnya mengikuti seleksi daerah.

Pada tahap spotting ini, pihaknya tidak mempunyai kewenangan untuk menyatakan lulus atau tidak karena hanya melakukan perengkingan bagi setiap calon taruna.

"Kami hanya bersifat merekomendasi calon taruna yang memenuhi persyaratan untuk menjadi TNI di masing-masing satuan," katanya.

Ia mengungkapkan, program spotting ini baru pertama kali dilaksanakan di wilayah Papua dan Papua Barat.

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024