Sentani (ANTARA News) - Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Jayapura mengaku kecewa ketika mengetahui bahwa alokasi dana untuk program pembinaan guru Agama Kristen di Kabupaten Jayapura ternyata ditiadakan.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jayapura Janus Pangaribuan mengatakan bahwa pihaknya sangat menyayangkan hal tersebut karena di Kabupaten Jayapura, guru Agama Kristen termasuk dalam kategori banyak sehingga perlu diberdayakan.
"Pasalnya, kebijakan nasional yang berkaitan dengan alokasi APBN untuk Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jayapura tidak memuat perihal dana untuk program pembinaan guru Agama Kristen," ujarnya kepada Antara di Sentani, Kamis.
Menurutnya, pihaknya memprediksi bahwa kebijakan tersebut berkaitan dengan pesta pemilu 2014 sehingga ada alokasi dana yang dipotong untuk mengadakan pesta tersebut.
"Tahun ini Kementerian Agama tidak ada anggaran untuk alokasi pembinaan terhadap guru Agama Kristen. Tentunya hal ini sangat disayangkan karena ada ratusan guru untuk mata pelajaran Agama Kristen itu," urainya.
Ia menuturkan dengan demikian, solusi yang ingin ditempuh oleh pihaknya adalah meminta ruang kepada Pemerintah Kabupaten Jayapura agar bisa mendapatkan anggaran dari dana Otonomi Khusus dalam pelaksanaan pembinaan guru agama Kristen di wilayah Jayapura.
"Kami tidak mengetahui bagaimana alokasi dana untuk pembinaan guru agama Kristen ditiadakan karena tahun 2013 yang lalu, dana tersebut masih ada," tandasnya.
Jannus melanjutkan dengan meminta ruang pada Pemerintah Kabupaten Jayapura, maka pembinaan terhadap guru agama Kristen akan tetap bisa dilaksanakan kegiatannya. Dimana memang untuk masalah dana Otonomi Khusus (Otsus) pihaknya tidak terlalu paham, tapi jika diberi ruang maka pihaknya bisa memberikan penjelasan rasional akan pentingnya hal ini, sehingga bisa melaksanakan beberapa kegiatan yang meskipun tidak ada anggarannya.
"Selama ini Kementerian Agama RI selalu melaksanakan tujuh program yang ada, namun tahun ini, khusus program Ditjenbinmas Kristen, dalam hal ini pendidikan agama Kristen malah tidak ada alokasi dananya. Apalagi dengan hadirnya kurikulum 2013, pastinya akan sangat berdampak bagi guru-guru karena bagaimanapun mereka akan butuh sosialisasi terkait kurikulum tersebut," katanya lagi.
Jannus menambahkan pihaknya sangat berharap kepada Pemerintah Kabupaten Jayapura untuk memperhatikan masalah pembinaan Agama Kristen lewat dana Otsus untuk kemajuan pendidikan dan guru-guru agama Kristen di Kabupaten Jayapura. Sehingga pendidikan agama Kristen dapat berjalan dengan baik di sekolah-sekolah melalui pembinaan guru agama Kristen. (*)
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jayapura Janus Pangaribuan mengatakan bahwa pihaknya sangat menyayangkan hal tersebut karena di Kabupaten Jayapura, guru Agama Kristen termasuk dalam kategori banyak sehingga perlu diberdayakan.
"Pasalnya, kebijakan nasional yang berkaitan dengan alokasi APBN untuk Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jayapura tidak memuat perihal dana untuk program pembinaan guru Agama Kristen," ujarnya kepada Antara di Sentani, Kamis.
Menurutnya, pihaknya memprediksi bahwa kebijakan tersebut berkaitan dengan pesta pemilu 2014 sehingga ada alokasi dana yang dipotong untuk mengadakan pesta tersebut.
"Tahun ini Kementerian Agama tidak ada anggaran untuk alokasi pembinaan terhadap guru Agama Kristen. Tentunya hal ini sangat disayangkan karena ada ratusan guru untuk mata pelajaran Agama Kristen itu," urainya.
Ia menuturkan dengan demikian, solusi yang ingin ditempuh oleh pihaknya adalah meminta ruang kepada Pemerintah Kabupaten Jayapura agar bisa mendapatkan anggaran dari dana Otonomi Khusus dalam pelaksanaan pembinaan guru agama Kristen di wilayah Jayapura.
"Kami tidak mengetahui bagaimana alokasi dana untuk pembinaan guru agama Kristen ditiadakan karena tahun 2013 yang lalu, dana tersebut masih ada," tandasnya.
Jannus melanjutkan dengan meminta ruang pada Pemerintah Kabupaten Jayapura, maka pembinaan terhadap guru agama Kristen akan tetap bisa dilaksanakan kegiatannya. Dimana memang untuk masalah dana Otonomi Khusus (Otsus) pihaknya tidak terlalu paham, tapi jika diberi ruang maka pihaknya bisa memberikan penjelasan rasional akan pentingnya hal ini, sehingga bisa melaksanakan beberapa kegiatan yang meskipun tidak ada anggarannya.
"Selama ini Kementerian Agama RI selalu melaksanakan tujuh program yang ada, namun tahun ini, khusus program Ditjenbinmas Kristen, dalam hal ini pendidikan agama Kristen malah tidak ada alokasi dananya. Apalagi dengan hadirnya kurikulum 2013, pastinya akan sangat berdampak bagi guru-guru karena bagaimanapun mereka akan butuh sosialisasi terkait kurikulum tersebut," katanya lagi.
Jannus menambahkan pihaknya sangat berharap kepada Pemerintah Kabupaten Jayapura untuk memperhatikan masalah pembinaan Agama Kristen lewat dana Otsus untuk kemajuan pendidikan dan guru-guru agama Kristen di Kabupaten Jayapura. Sehingga pendidikan agama Kristen dapat berjalan dengan baik di sekolah-sekolah melalui pembinaan guru agama Kristen. (*)