Jayapura (ANTARA News) - Dua senjata laras pendek yang berhasil diperoleh aparat keamanan dari kelompok bersenjata bukan milik TNI ataupun Kepolisian Indonesia.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel Infantri Rikars Hidayatullah, di Jayapura, Minggu, menegaskan kedua pucuk senjata pendek itu dipastikan bukan milik organik TNI atau Polri.
Kepastian itu, kata Rikars, diketahui setelah pihaknya menyelidiki berbagai ciri senjata api itu. Kesimpulannya, tidak ditemukan ciri khas seperti nomor seri seperti yang ada di senjata organik.
Dikatakan, kedua senapan api yang diperoleh saat kontak senjata di kawasan Tingginambut, Jumat (7/6), buatan China.
"Kami belum memastikan bagaimana senjata itu bisa berada di kelompok yang seringkali mengganggu masyarakat dan aparat keamanan," aku Rikars.
Selain berhasil merampas dua pucuk senjata, kontak tembak itu juga berhasil menewaskan Panglima OPM setempat, Timika Wonda.
Timika Wonda sendiri merupakan salah satu tangan kanan dari Goliat Tabuni, pimpinan OPM yang beroperasi disekitar kawasan Kabupaten Puncak Jaya.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel Infantri Rikars Hidayatullah, di Jayapura, Minggu, menegaskan kedua pucuk senjata pendek itu dipastikan bukan milik organik TNI atau Polri.
Kepastian itu, kata Rikars, diketahui setelah pihaknya menyelidiki berbagai ciri senjata api itu. Kesimpulannya, tidak ditemukan ciri khas seperti nomor seri seperti yang ada di senjata organik.
Dikatakan, kedua senapan api yang diperoleh saat kontak senjata di kawasan Tingginambut, Jumat (7/6), buatan China.
"Kami belum memastikan bagaimana senjata itu bisa berada di kelompok yang seringkali mengganggu masyarakat dan aparat keamanan," aku Rikars.
Selain berhasil merampas dua pucuk senjata, kontak tembak itu juga berhasil menewaskan Panglima OPM setempat, Timika Wonda.
Timika Wonda sendiri merupakan salah satu tangan kanan dari Goliat Tabuni, pimpinan OPM yang beroperasi disekitar kawasan Kabupaten Puncak Jaya.