Jayapura (Antara Papua) - General Manajer PT Pertamina Wilayah Maluku-Papua Mohammad Irfan mengatakan, harga elpiji nonsubsidi kemasan 12 kilogram di Jayapura, ibukota Provinsi Papua, mencapai Rp224.000 per tabung atau meningkat sekitar Rp25 ribu dibanding harga sebelumnnya.
"Walau demikian kenaikan harga elpiji 12 kilogram itu tidak membuat warga resah karena hingga kini pengguna bahan bakar tersebut masih terbatas dibanding minyak tanah," kata Irfan, di Jayapura, Jumat.
Ia mengatakan, kenaikan harga elpiji nonsubsidi itu tidak membawa pengaruh terhadap masyarakat Papua dan Maluku, karena penggunanya masih terbatas.
Kebutuhan elpiji 12 kilogram untuk Maluku-Papua setiap tahunnya naik sekitar 12 persen, sementara kebutuhan elpiji per harinya mencapai 10-15 metrik ton.
Menurutnya, untuk menekan harga elpiji di Papua, Pertamina akan membangun terminal elpiji di Jayapura yang diagendakan pada 2015.
Dengan dibangunnya terminal elpiji itu diharapkan dapat menekan harga mengingat harga elpiji di Papua relatif lebih mahal dibanding daerah lainnya seperti di Pulau Jawa.
"Elpiji didatangkan dari Surabaya dalam bentuk kemasan tabung sehingga biaya transportasinya cukup tinggi," ujar Irfan. (*)
"Walau demikian kenaikan harga elpiji 12 kilogram itu tidak membuat warga resah karena hingga kini pengguna bahan bakar tersebut masih terbatas dibanding minyak tanah," kata Irfan, di Jayapura, Jumat.
Ia mengatakan, kenaikan harga elpiji nonsubsidi itu tidak membawa pengaruh terhadap masyarakat Papua dan Maluku, karena penggunanya masih terbatas.
Kebutuhan elpiji 12 kilogram untuk Maluku-Papua setiap tahunnya naik sekitar 12 persen, sementara kebutuhan elpiji per harinya mencapai 10-15 metrik ton.
Menurutnya, untuk menekan harga elpiji di Papua, Pertamina akan membangun terminal elpiji di Jayapura yang diagendakan pada 2015.
Dengan dibangunnya terminal elpiji itu diharapkan dapat menekan harga mengingat harga elpiji di Papua relatif lebih mahal dibanding daerah lainnya seperti di Pulau Jawa.
"Elpiji didatangkan dari Surabaya dalam bentuk kemasan tabung sehingga biaya transportasinya cukup tinggi," ujar Irfan. (*)