Biak (Antara Papua) - Ketua Pengadilan Agama Biak Numfor Papua Muhammad Zaenuri ketika bertindak sebagai khatib, mengimbau umat Islam memaknai Idul Adha untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT.
"Makna Idul Adha dan kisah Nabi Ibrahim beserta istrinya Siti Hajjar dan anaknya Nabi Ismail, menjadi simbol pengorbanan untuk menjalankan perintah Allah SWT," kata Zaenuri di hadapan lima ribuan umat Islam, pada salat Idul Adha 10 Dzulijah 1435 H, di lapangan Biak, Minggu.
Ia mengatakan, kisah Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan anaknya Nabi Ismail AS merupakan bukti kecintaan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Di balik kisah keluarga Nabi Ibrahim itu hendaknya dijadikan pelajaran berharga dalam konteks keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Sepatutnya umat Islam dalam berkorban di hari raya Idul Adha lebih mengutamakan perintah Allah SWT serta ikhlas menjalankan perintah-Nya.
"Semangat pengorbanan Nabi Ibrahim atas Nabi Ismail memberikan ujian keimanan yang memiliki makna ketakwaan," ujarnya.
Di era modern ini, menurut Khatib Zaenuri, makna pengorbanan yakni kemampuan untuk memberikan sesuatu yang menjadi hak seseorang kepada orang lain.
"Simbol menyembelih hewan kurban berupa sapi dan kambing di hari raya bermakna mencari keridhoaan Allah SWT untuk berbagi dengan sesama," ujar Zaenuri.
Salat Idul Adha 1435 Hijriah yang diselenggarakan Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Biak Numfor berjalan lancar dan khidmat hingga selesai pukul 07.35 WIT.
Tampak hadir Pangkosek Hanudnas IV Marsma TNI Asnam Muhidir, mantan Wakil Bupati Biak Numfor Alimuddin Sabe, serta pejabat sipil dan TNI/Polri lainnya. (*)
"Makna Idul Adha dan kisah Nabi Ibrahim beserta istrinya Siti Hajjar dan anaknya Nabi Ismail, menjadi simbol pengorbanan untuk menjalankan perintah Allah SWT," kata Zaenuri di hadapan lima ribuan umat Islam, pada salat Idul Adha 10 Dzulijah 1435 H, di lapangan Biak, Minggu.
Ia mengatakan, kisah Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan anaknya Nabi Ismail AS merupakan bukti kecintaan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Di balik kisah keluarga Nabi Ibrahim itu hendaknya dijadikan pelajaran berharga dalam konteks keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Sepatutnya umat Islam dalam berkorban di hari raya Idul Adha lebih mengutamakan perintah Allah SWT serta ikhlas menjalankan perintah-Nya.
"Semangat pengorbanan Nabi Ibrahim atas Nabi Ismail memberikan ujian keimanan yang memiliki makna ketakwaan," ujarnya.
Di era modern ini, menurut Khatib Zaenuri, makna pengorbanan yakni kemampuan untuk memberikan sesuatu yang menjadi hak seseorang kepada orang lain.
"Simbol menyembelih hewan kurban berupa sapi dan kambing di hari raya bermakna mencari keridhoaan Allah SWT untuk berbagi dengan sesama," ujar Zaenuri.
Salat Idul Adha 1435 Hijriah yang diselenggarakan Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Biak Numfor berjalan lancar dan khidmat hingga selesai pukul 07.35 WIT.
Tampak hadir Pangkosek Hanudnas IV Marsma TNI Asnam Muhidir, mantan Wakil Bupati Biak Numfor Alimuddin Sabe, serta pejabat sipil dan TNI/Polri lainnya. (*)