Biak (Antara Papua) - Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (Lapan) menyediakan teleskop khusus agar masyarakat di Kabupaten Biak Numfor, Papua, dapat menyaksikan gerhana bulan total pada Rabu, mulai pukul 18.15 WIT hingga fenomena alam itu berakhir.
"Gerhana bulan menjadi gejala alam yang bisa menjadi pelajaran bagi anak-anak siswa dan guru sehingga bisa disaksikan dengan menggunakan alat teleskop," kata Kepala Badan Penjajakan dan Kendali Wahana Antariksa Lapan Moedji Soejarwo, di Biak, Rabu.
Momentum gerhana bulan itu dimanfaatkan sebagai wahana sosialisasi tentang gerhana bulan total yang dilakukan Lapan kepada para siswa dan guru di Kabupaten Biak.
Pada kesempatan itu, petugas Lapan mengajak siswa dan warga Biak melihat gerhana bulan total itu.
Ia menjelaskan jika ingin menonton gerhana bulan total, warga diminta mengunjungi Lapan Biak yang telah menyediakan fasilitas untuk melihat fenomena alam tersebut.
"Lapan menyiapkan teleskop bagi siswa dan guru yang berkeinginan untuk melihat langsung gejala gerhana bulan," ujarnya.
Sementara itu, peneliti bidang matahari dan antariksa Pusat Sains Lapan Bandung Gunawan mengatakan, gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup bayangan bumi.
"Gerhana bulan terjadi ketika bulan melewati bayangan bumi," katanya seusai sosialisasi gerhana bulan total tersebut.
Gunawan mengakui gerhana bulan total pada Rabu malam dapat diamati dari daerah ujung timur Indonesia, Asia Timur, India, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.
Gerhana saat bulan terbit, katanya, dapat juga diamati di Pasifik Selatan, Asia Tenggara, dan sebagian Asia Selatan.
"Total gerhana bulan pada Rabu malam dapat berlangsung selama 58 menit, karena itu saya imbau warga Biak dan sekitarnya bisa melihat langsung gejala alam gerhana bulan," ujarnya.
Hidayat, siswa SMA Biak mengaku senang mengikuti sosialisasi gerhana bulan total karena memberikan informasi pengetahuan tentang kejadian alam di Indonesia, khususnya yang dapat dilihat di Biak Numfor.
"Ya sosialisasi dilakukan Lapan Biak merupakan sesuatu yang baru sehingga saya sangat berterima kasih telah mendapatkan pengetahuan tentang gejala alam di Indonesia," ujarnya.
Ia berharap, di waktu mendatang, Lapan Biak secara berkelanjutan melakukan sosialisasi program kedirgantaraan dan antariksa karena dapat menumbuhkan kegairahan anak memahami fenomena alam di Indonesia.
Sosialisasi gerhana bulan diikuti sekitar 25 siswa dan guru, perwakilan dari tujuh SMP dan SMA/SMK, berlangsung sekitar tiga jam, dibuka Moedji Soejwarwo serta dihadiri Kepala Stasiun LPP RRI Soelistyo. (*)
"Gerhana bulan menjadi gejala alam yang bisa menjadi pelajaran bagi anak-anak siswa dan guru sehingga bisa disaksikan dengan menggunakan alat teleskop," kata Kepala Badan Penjajakan dan Kendali Wahana Antariksa Lapan Moedji Soejarwo, di Biak, Rabu.
Momentum gerhana bulan itu dimanfaatkan sebagai wahana sosialisasi tentang gerhana bulan total yang dilakukan Lapan kepada para siswa dan guru di Kabupaten Biak.
Pada kesempatan itu, petugas Lapan mengajak siswa dan warga Biak melihat gerhana bulan total itu.
Ia menjelaskan jika ingin menonton gerhana bulan total, warga diminta mengunjungi Lapan Biak yang telah menyediakan fasilitas untuk melihat fenomena alam tersebut.
"Lapan menyiapkan teleskop bagi siswa dan guru yang berkeinginan untuk melihat langsung gejala gerhana bulan," ujarnya.
Sementara itu, peneliti bidang matahari dan antariksa Pusat Sains Lapan Bandung Gunawan mengatakan, gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup bayangan bumi.
"Gerhana bulan terjadi ketika bulan melewati bayangan bumi," katanya seusai sosialisasi gerhana bulan total tersebut.
Gunawan mengakui gerhana bulan total pada Rabu malam dapat diamati dari daerah ujung timur Indonesia, Asia Timur, India, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.
Gerhana saat bulan terbit, katanya, dapat juga diamati di Pasifik Selatan, Asia Tenggara, dan sebagian Asia Selatan.
"Total gerhana bulan pada Rabu malam dapat berlangsung selama 58 menit, karena itu saya imbau warga Biak dan sekitarnya bisa melihat langsung gejala alam gerhana bulan," ujarnya.
Hidayat, siswa SMA Biak mengaku senang mengikuti sosialisasi gerhana bulan total karena memberikan informasi pengetahuan tentang kejadian alam di Indonesia, khususnya yang dapat dilihat di Biak Numfor.
"Ya sosialisasi dilakukan Lapan Biak merupakan sesuatu yang baru sehingga saya sangat berterima kasih telah mendapatkan pengetahuan tentang gejala alam di Indonesia," ujarnya.
Ia berharap, di waktu mendatang, Lapan Biak secara berkelanjutan melakukan sosialisasi program kedirgantaraan dan antariksa karena dapat menumbuhkan kegairahan anak memahami fenomena alam di Indonesia.
Sosialisasi gerhana bulan diikuti sekitar 25 siswa dan guru, perwakilan dari tujuh SMP dan SMA/SMK, berlangsung sekitar tiga jam, dibuka Moedji Soejwarwo serta dihadiri Kepala Stasiun LPP RRI Soelistyo. (*)