Jayapura (Antara Papua) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Jayapura, Provinsi Papua, masih kekurangan tenaga pengawas sekolah mulai tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Jumlah pengawas sekolah yang ada sekarang hanya 25 orang sementara jumlah sekolah 183 unit, jadi satu orang tangani 10 hingga 15 sekolah, Jumlah tenaga pengawas belum memenuhi rasio atau masih di bawah standar ideal," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura Robert John Betaubun di Jayapura.
Ia mengatakan, dibutuhkan sedikitnya 158 orang tenaga pengawas sesuai jumlah sekolah.
Kekurangan tenaga pengawas itu berdampak pada pembinaan di setiap sekolah. "Ya bayangkan saja satu orang harus mengcaver sekolah hingga 15 sekolah," ujarnya.
Tugas seorang pengawas, berkaitan dengan pembinaan sekolah, supervisi serta evaluasi atau penilaian, hal ini mencakup beberapa hal diantaranya penilaian kinerja guru, administrasi sekolah serta prestasi.
"Terkait dengan penyampaian Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano soal kinerja pengawas yang kurang masksimal terhadap sekolah, terjadi karena kurangnya jumlah tenaga pengawas," ujarnya.
Menurut dia, kekurangan tenaga pengawas tersebut akan diupayakan. "Tapi dengan keterbatan ini, kami berupaya mengevaluasi dan memacu teman-teman pengawas untuk lebih eksen lagi ke lapangan, walaupun pada kenyataan para pengawas itu selalu turun ke sekolah, cuma namanya manusia pasti ada unsur manusiawi," ujarnya.
Robert menambahkan, kekurangan tenaga pengawas karena faktor minat dari para guru untuk menjadi pengawas, tugas seorang pengawas tidak gampang, dan mereka yang ingin menjadi pengawas harus memenuhi kriteria, salah satunya adalah guru yang sudah senior. (*)
"Jumlah pengawas sekolah yang ada sekarang hanya 25 orang sementara jumlah sekolah 183 unit, jadi satu orang tangani 10 hingga 15 sekolah, Jumlah tenaga pengawas belum memenuhi rasio atau masih di bawah standar ideal," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura Robert John Betaubun di Jayapura.
Ia mengatakan, dibutuhkan sedikitnya 158 orang tenaga pengawas sesuai jumlah sekolah.
Kekurangan tenaga pengawas itu berdampak pada pembinaan di setiap sekolah. "Ya bayangkan saja satu orang harus mengcaver sekolah hingga 15 sekolah," ujarnya.
Tugas seorang pengawas, berkaitan dengan pembinaan sekolah, supervisi serta evaluasi atau penilaian, hal ini mencakup beberapa hal diantaranya penilaian kinerja guru, administrasi sekolah serta prestasi.
"Terkait dengan penyampaian Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano soal kinerja pengawas yang kurang masksimal terhadap sekolah, terjadi karena kurangnya jumlah tenaga pengawas," ujarnya.
Menurut dia, kekurangan tenaga pengawas tersebut akan diupayakan. "Tapi dengan keterbatan ini, kami berupaya mengevaluasi dan memacu teman-teman pengawas untuk lebih eksen lagi ke lapangan, walaupun pada kenyataan para pengawas itu selalu turun ke sekolah, cuma namanya manusia pasti ada unsur manusiawi," ujarnya.
Robert menambahkan, kekurangan tenaga pengawas karena faktor minat dari para guru untuk menjadi pengawas, tugas seorang pengawas tidak gampang, dan mereka yang ingin menjadi pengawas harus memenuhi kriteria, salah satunya adalah guru yang sudah senior. (*)