Timika (Antara Papua) - Pemerintah Kabupaten Mimika, Papua, mengklaim telah mendapat dukungan penuh dari bos Freeport McMoRan Copper & Gold Inc James Robert Moffet untuk dapat mengelola limbah tailing agar dapat memberikan manfaat ekonomis bagi pemerintah dan masyarakat setempat, sekaligus tidak lagi mencemari lingkungan.

"Kami sudah bicara dengan Moffet bahwa Pemkab Mimika mau mengelola tailing. Dia tidak boleh larang-larang. Kami sudah tiga kali bertemu. Dia katakan, silahkan Pemkab Mimika kelola karena tailing itu masih ada kandungan emas, tembaga, perak dan lain-lain," ujar Bupati Mimika Eltinus Omaleng, kepada Antara di Timika, Kamis.

Menurut Bupati Omaleng, Pemkab Mimika juga telah mendapat dukungan penuh dari masyarakat Suku Amungme dan Kamoro sebagai pemilik ulayat atas area konsesi pertambangan PT Freeport Indonesia untuk dapat mengelola limbah tailing yang kini diendapkan di wilayah dataran rendah Mimika dengan jumlah mencapai jutaan metrik ton.

Untuk dapat mengelola limbah tailing tersebut, pihak Freeport sudah menganggarkan dana sekitar 100 ribu Dollar Amerika Serikat.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak tersebut, Pemkab Mimika memberanikan diri untuk menawarkan kerja sama usaha dengan lima konsorsium pengusaha Tiongkok agar dapat membangun industri pemurnian tailing di Timika mulai Januari 2015.

Bupati Omaleng mengatakan, dalam lawatan ke Beijing dan Xianjie akhir November lalu, lima konsorsiun pengusaha Tiongkok didukung penuh oleh wadah pengusaha Tiongkok (semacam organisasi Kamar Dagang dan Industri/KADIN di Indonesia) serta Bank of China untuk segera merealisasikan investasi pembangunan industri pemurnian tailing di Timika.

Selain itu juga akan dibangun industri-industri pendukung lainnya seperti pabrik semen, pabrik smelter, PLTA (power plant) dengan memanfaatkan arus Sungai Urumuka, pabrik pembuatan beton tailing untuk infrastruktur jalan raya, atap, teghel dan lainnya.

                                                                         Ratusan triliun
Bupati Omaleng menyebut nilai investasi yang ditawarkan pengusaha Tiongkok tidak sedikit, bahkan mencapai anggara ratusan triliun.

"Nilai investasi yang mereka mau tanam besar sekali. Mereka sebut sampai dengan Rp600 triliun dan industri-industri itu mampu menyerap tenaga kerja sampai 100 ribu orang. Jika ini semua bisa terealisasi secara baik maka tentu akan memberikan harapan baru bagi pertumbuhan ekonomi Mimika dan Papua yang pada gilirannya dapat mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat," jelas Bupati Omaleng yang baru tiga bulan bertugas setelah dilantik oleh Gubernur Papua Lukas enembe pada 6 September 2014.

Terkait hal itu, Bupati Omaleng mengatakan sejauh ini Pemkab Mimika belum membicarakan soal kompensasi dan bagi hasil dari rencana bisnis yang akan dibangun tersebut.

"Sudah tentu itu semua akan kita bicarakan ke depan. Yang terpenting sekarang ini mereka segera masuk ke Mimika. Kita siapkan semua, termasuk kawasan industri, keringanan pajak dan lain-lain," jelasnya.

Sesuai perencanaan, katanya, 30 persen dari material tailing yang mengandung mineral emas, tembaga, perak, besi dan lain-lain akan dikelola bersama oleh pengusaha Tiongkok dan Pemkab Mimika. Sedangkan 70 persen kandungan tailing berupa pasir yang sudah dimurnikan itulah yang akan dijadikan bahan baku untuk pembangunan infrastruktur jalan raya, dan industri pendukung lainnya.

Pihak investor akan memasang sebuah pipa besar dan penyaring di sekitar Mil 40-45 di Sungai Aijkwa (Kali Kabur) yang selama ini mengalirkan limbah tailing Freeport dari pabrik pengolahan di Mil 74 Tembagapura ke area dataran rendah Mimika.

Material tailing yang mengandung mineral emas, tembaga, perak, besi dan pasir akan masuk ke dalam pipa menuju pabrik pengolahan tailing. Di sepanjang aliran Sungai Aijkwa dari Mil 34-21 akan dipasang saringan-saringan untuk memastikan air yang disalurkan ke laut sudah tidak tercemar dengan limbah sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai keperluan.

Dalam rangka itu, saat ini tim Pemkab Mimika yang melibatkan berbagai instansi seperti Distamben, Badan Lingkungan Hidup, Dispenda, Dinas Kehutanan, Dinas PU dan lainnya membuat studi desain, studi AMDAL dan persiapan-persiapan lainnya untuk merealisasikan pembangunan pabrik pemurnian tailing dan industri pendukung lainnya.

Pemkab Mimika juga dalam waktu dekat akan segera membentuk sebuah Badan Usaha Milik Daerah yang akan terlibat langsung dalam usaha bisnis dengan lima konsorsium pengusaha Tiongkok. (*)


Pewarta : Pewarta: Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024