Jayapura (Antara Papua) - Kelompok sipil bersenjata yang menyerang patroli Satuan Tugas (Satgas) Amole di sekitar kampung Utikini, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Kamis malam, diduga menggunakan pistol jenis FN.
Dugaan itu setelah penyidik melakukan olah TKP dan menemukan selongsong peluru yang diduga digunakan kelompok tersebut, kata Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende kepada Antara, Sabtu.
Mende yang sedang berada di Timika, mengatakan, saat dilakukan olah TKP, anggota juga menemukan surat pernyataan yang menyatakan kelompok Tenny Kwalik dan Ayub Waker yang bertanggung jawab terhadap penyerangan yang menewaskan dua anggota Brimob Sumsel yang tergabung dalam Satgas Amole dan seorang karyawan PT Freeport yang bertugas mengemudikan kendaraan.
"Saat menghadang patroli, kelompok bersenjata itu membawa dua pucuk senjata genggam yang diduga jeni FN serta berbagai senjata tajam," kata Irjen Mende.
Dikatakan, pihaknya terus melakukan pengejaran terhadap kelompok yang juga merampas dua pucuk senjata api yang dibawa kedua korban asal dari Polda Sumsel.
Bahkan Sabtu (3/1) sempat terjadi kontak senjata saat anggota Brimob mendekati kampung yang diduga tempat persembunyian Ayub Waker.
"Saat kontak senjata, cuaca tidak mendukung karena kabut tiba-tiba turun sehingga anggota ditarik kembali," ujar Mende.
Pihaknya akan terus mengejar kelompok Ayub Waker hingga merebut kembali dua pucuk senjata yang dirampas dari kedua anggota Brimob.
Insiden itu terjadi Kamis 1/1) sekitar pukul 21.00 WIT, berawal patroli yang dilakukan anggota Satgas Amole dengan menggunakan mobil LWB dengan no lambung 014900 yang dikemudikan Suko Miartono (34), petugas keamanan PT Freeport.
Bripda Riyan Hariansyah (22) dan Bripda M Adpriadi (22) anggota Brimob Polda Sumsel, dan Suko Miartono mengalami musibah setelah rekan korban melakukan patroli di rute yang sama karena tidak ada kontak atau komunikasi dari ketiga korban.
Patroli yang dipimpin Ipda Rysky didampingi Briptu Sandy Prima Nugraha dan Bripda Harun A Rasif saat melintas di kampung Utikini dekat jembatan atau di mile 68 Tembagapura melihat mobil operasional PT Freeport.
Saat didekati ternyata ketiga korban sudah bersimbah darah akibat luka tembak dan luka aniaya di sekujur tubuhnya.
(*)
Dugaan itu setelah penyidik melakukan olah TKP dan menemukan selongsong peluru yang diduga digunakan kelompok tersebut, kata Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende kepada Antara, Sabtu.
Mende yang sedang berada di Timika, mengatakan, saat dilakukan olah TKP, anggota juga menemukan surat pernyataan yang menyatakan kelompok Tenny Kwalik dan Ayub Waker yang bertanggung jawab terhadap penyerangan yang menewaskan dua anggota Brimob Sumsel yang tergabung dalam Satgas Amole dan seorang karyawan PT Freeport yang bertugas mengemudikan kendaraan.
"Saat menghadang patroli, kelompok bersenjata itu membawa dua pucuk senjata genggam yang diduga jeni FN serta berbagai senjata tajam," kata Irjen Mende.
Dikatakan, pihaknya terus melakukan pengejaran terhadap kelompok yang juga merampas dua pucuk senjata api yang dibawa kedua korban asal dari Polda Sumsel.
Bahkan Sabtu (3/1) sempat terjadi kontak senjata saat anggota Brimob mendekati kampung yang diduga tempat persembunyian Ayub Waker.
"Saat kontak senjata, cuaca tidak mendukung karena kabut tiba-tiba turun sehingga anggota ditarik kembali," ujar Mende.
Pihaknya akan terus mengejar kelompok Ayub Waker hingga merebut kembali dua pucuk senjata yang dirampas dari kedua anggota Brimob.
Insiden itu terjadi Kamis 1/1) sekitar pukul 21.00 WIT, berawal patroli yang dilakukan anggota Satgas Amole dengan menggunakan mobil LWB dengan no lambung 014900 yang dikemudikan Suko Miartono (34), petugas keamanan PT Freeport.
Bripda Riyan Hariansyah (22) dan Bripda M Adpriadi (22) anggota Brimob Polda Sumsel, dan Suko Miartono mengalami musibah setelah rekan korban melakukan patroli di rute yang sama karena tidak ada kontak atau komunikasi dari ketiga korban.
Patroli yang dipimpin Ipda Rysky didampingi Briptu Sandy Prima Nugraha dan Bripda Harun A Rasif saat melintas di kampung Utikini dekat jembatan atau di mile 68 Tembagapura melihat mobil operasional PT Freeport.
Saat didekati ternyata ketiga korban sudah bersimbah darah akibat luka tembak dan luka aniaya di sekujur tubuhnya.
(*)