Sentani (Antara Papua) - Banjir setinggi dua meter yang merendam 160 perumahan warga di Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Papua mulai surut sehingga masyarakat kembali beraktivitas secara normal.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayapura Sumartono kepada Antara di Sentani, Kamis, mengatakan banjir sudah surut hingga 100 persen, sehingga warga sudah mulai membersihkan rumahnya masing-masing.
"Anak-anak sekolah sudah mulai belajar di sekolah, namun masih ada dua sekolah lagi yang masih meliburkan siswanya karena masih ada genangan lumpur," katanya.
Sumartono menuturkan saat ini hanya posko kesehatan yang masih berada di Distrik Nimbokrang, karena menunggu jika masih ada warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
"Kebanyakan yang datang berobat ke posko kesehatan adalah warga yang minta diberikan antibiotik dan vitamin," ujarnya.
Sebelumnya, sebanyak 160 rumah warga terendam banjir di Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Papua akibat hujan deras yang mengguyur sejak Minggu sore (11/1) mulai pukul 15.00 WIT hingga Senin (12/1) dini hari.
Banjir yang menggenangi 160 rumah warga tersebut terdiri dari 192 Kepala Keluarga (KK) dengan 576 jiwa, di mana ketinggian air hingga Senin siang (12/1) pukul 13.00 WIT mencapai 1,5 meter.
Dampak dari banjir tersebut melanda beberapa titik yaitu di Kampung Sarmai Bawah Distrik Namblong, jembatan putus total, di Kampung Karya Bumi terjadi longsor pada badan jalan kurang lebih 100 meter dan di Kampung Huansu dua rumah tergenang.
Selain itu di Kampung Nimbokrang Sari dan Hamongkrang masing-masing sembilan rumah tergenang serta di Kampung Kendarti terjadi kerusakan beberapa infrastruktur seperti drainase, dua rumah rusak berat dan 13 lainnya rusak ringan.
Bencana banjir dan longsor ini membuat warga tidak bisa beraktivitas sebagai mana mestinya, bahkan tujuh gedung sekolah, tiga unit mushola dan satu unit posyandu juga terendam. (*)
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayapura Sumartono kepada Antara di Sentani, Kamis, mengatakan banjir sudah surut hingga 100 persen, sehingga warga sudah mulai membersihkan rumahnya masing-masing.
"Anak-anak sekolah sudah mulai belajar di sekolah, namun masih ada dua sekolah lagi yang masih meliburkan siswanya karena masih ada genangan lumpur," katanya.
Sumartono menuturkan saat ini hanya posko kesehatan yang masih berada di Distrik Nimbokrang, karena menunggu jika masih ada warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
"Kebanyakan yang datang berobat ke posko kesehatan adalah warga yang minta diberikan antibiotik dan vitamin," ujarnya.
Sebelumnya, sebanyak 160 rumah warga terendam banjir di Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Papua akibat hujan deras yang mengguyur sejak Minggu sore (11/1) mulai pukul 15.00 WIT hingga Senin (12/1) dini hari.
Banjir yang menggenangi 160 rumah warga tersebut terdiri dari 192 Kepala Keluarga (KK) dengan 576 jiwa, di mana ketinggian air hingga Senin siang (12/1) pukul 13.00 WIT mencapai 1,5 meter.
Dampak dari banjir tersebut melanda beberapa titik yaitu di Kampung Sarmai Bawah Distrik Namblong, jembatan putus total, di Kampung Karya Bumi terjadi longsor pada badan jalan kurang lebih 100 meter dan di Kampung Huansu dua rumah tergenang.
Selain itu di Kampung Nimbokrang Sari dan Hamongkrang masing-masing sembilan rumah tergenang serta di Kampung Kendarti terjadi kerusakan beberapa infrastruktur seperti drainase, dua rumah rusak berat dan 13 lainnya rusak ringan.
Bencana banjir dan longsor ini membuat warga tidak bisa beraktivitas sebagai mana mestinya, bahkan tujuh gedung sekolah, tiga unit mushola dan satu unit posyandu juga terendam. (*)