Jayapura (Antara Papua) - Arkeolog dari Balai Arkeologi Jayapura menemukan dua pemukiman dan pusat pemujaan dari zaman megalitikum di sekitar wilayah Bukit Srobu yang berada di antara Kelurahan Abepantai dan Kampung Enggros, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua.
Ketua Tim Peneliti Bukit Srobu dari Balai Arkeologi Jayapura Erlin N J Djami di Jayapura, Sabtu, mengatakan, pihaknya sudah melakukan survei intensif di wilayah antara Bukit Srobu dan Tiarnum.
"Dari survei intensif tersebut ditemukan adanya peninggalan zaman megalitikum yang baru berupa pusat pemujaan di kawasan yang sering disebut warga sebagai bukit kerang," katanya.
Erlin menuturkan pihaknya berasumsi di kawasan Bukit Srobu terdapat dua pemukiman besar dan dua pusat pemujaan.
"Temuan yang menunjukkan periode zaman megalitikum antara lain menhir, meja batu, tangga teras batu dan bekas pemukiman," ujarnya.
Dia menjelaskan, hasil penemuan di bukit yang tak jauh dari permukaan laut itu, cukup komplit, dan kompleks karena ada bekas rumah.
"Selain itu juga ditemukan batu dakon dan tulang-tulang manusia yang sampai kini belum bisa dipastikan apakah tulang warga setempat atau eks tentara Jepang," katanya lagi.
Dia menambahkan berdasarkan keterangan penduduk setempat, wilayah tersebut pernah dijadikan daerah persembunyian eks tentara Jepang semasa Perang Dunia ke-II. (*)
Ketua Tim Peneliti Bukit Srobu dari Balai Arkeologi Jayapura Erlin N J Djami di Jayapura, Sabtu, mengatakan, pihaknya sudah melakukan survei intensif di wilayah antara Bukit Srobu dan Tiarnum.
"Dari survei intensif tersebut ditemukan adanya peninggalan zaman megalitikum yang baru berupa pusat pemujaan di kawasan yang sering disebut warga sebagai bukit kerang," katanya.
Erlin menuturkan pihaknya berasumsi di kawasan Bukit Srobu terdapat dua pemukiman besar dan dua pusat pemujaan.
"Temuan yang menunjukkan periode zaman megalitikum antara lain menhir, meja batu, tangga teras batu dan bekas pemukiman," ujarnya.
Dia menjelaskan, hasil penemuan di bukit yang tak jauh dari permukaan laut itu, cukup komplit, dan kompleks karena ada bekas rumah.
"Selain itu juga ditemukan batu dakon dan tulang-tulang manusia yang sampai kini belum bisa dipastikan apakah tulang warga setempat atau eks tentara Jepang," katanya lagi.
Dia menambahkan berdasarkan keterangan penduduk setempat, wilayah tersebut pernah dijadikan daerah persembunyian eks tentara Jepang semasa Perang Dunia ke-II. (*)