Wamena (Antara Papua) - Puskesmas Kampung Asoklokobal, Distrik Asoklokobal, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara gratis.
Kepala Puskesmas Asoklokobal Naomi Mulait di Wamena, Jumat, mengatakan bahwa sebenarnya puskesmas itu telah memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat setempat sejak tahun 2009.
"Kami sudah gratiskan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sejak pemberlakuan Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesda)," katanya.
Menurut dia, hingga kini pelayanan kesehatan di Puskesmas digratiskan baik perawatan maupun pengobatan.
"Masyarakat yang datang terutama orang asli Papua, ke Puskesmas kami dan berobat tidak bayar, kami sudah lama gratiskan pelayanan ini," jelasnya.
Ia menuturkan bahwa puskesmas setempat masih menghadapi kendala dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena puskesmas masih mengalami kekeurangan tenaga medis, baik perawat maupun dokter.
"Di sini tenaga dokter PTT ada dua orang, tapi yang satu sedang melanjutkan sekolah, jadi hanya satu, kemudian tiga tenaga perawat, dan satu orang bidan," ujarnya.
Meski pelayanan sudah digratiskan, kata dia, tetapi hingga kini Puskesmas yang dipimpinya belum menerima Kartu Papua Sehat (KPS) dari Dinas Kesehatan setempat. (*)
Kepala Puskesmas Asoklokobal Naomi Mulait di Wamena, Jumat, mengatakan bahwa sebenarnya puskesmas itu telah memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat setempat sejak tahun 2009.
"Kami sudah gratiskan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sejak pemberlakuan Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesda)," katanya.
Menurut dia, hingga kini pelayanan kesehatan di Puskesmas digratiskan baik perawatan maupun pengobatan.
"Masyarakat yang datang terutama orang asli Papua, ke Puskesmas kami dan berobat tidak bayar, kami sudah lama gratiskan pelayanan ini," jelasnya.
Ia menuturkan bahwa puskesmas setempat masih menghadapi kendala dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena puskesmas masih mengalami kekeurangan tenaga medis, baik perawat maupun dokter.
"Di sini tenaga dokter PTT ada dua orang, tapi yang satu sedang melanjutkan sekolah, jadi hanya satu, kemudian tiga tenaga perawat, dan satu orang bidan," ujarnya.
Meski pelayanan sudah digratiskan, kata dia, tetapi hingga kini Puskesmas yang dipimpinya belum menerima Kartu Papua Sehat (KPS) dari Dinas Kesehatan setempat. (*)