Jayapura (Antara Papua) - Massa suporter tim Persipura atau Persipuramania meminta Menteri Pemuda dan Olahraga, Badan Olahraga Profesional Indonesia serta Ditjen Imigrasi bertanggung jawab atas gagalnya laga 16 besar AFC Cup di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua.

"Kami minta Menpora, BOPI, dan Ditjen Imigrasi bertanggung jawab soal visa yang tidak diberikan, sehingga laga AFC gagal digelar," kata Wilson, koordinator aksi demo Persipuramania ketika berdemo di halaman DPR Papua, di Jayapura, Selasa.

Tiga pemain asing Pahang FA Malaysia tidak mendapatkan visa sehingga tidak dapat ke Jayapura untuk pertandingan melawan Persipura yang dijadwalkan Selasa (26/5).

Menurut Wilson, gagalnya laga AFC Cup karena tiga institusi itu yang paling bertanggung jawab untuk memberikan izin visa kepada tiga pemain asing tim Pahang FA. Padahal jika merujuk kepada tim lawan Persipura Jayapura sebelumnya yakni klub Maziya dan Warrios FC saat di babak penyisihan, tidak ada masalah visa.

"Ketika itu PSSI juga sudah dibekukan, tapi urus visa pemain asing tidak bermasalah. Namun, anehnya, saat Persipura di babak 16 besar, menjamu tim asal Malaysia, kok bisa jadi seperti ini. Persipura sengaja dikorbankan," katanya.

Pantauan di lapangan, ribuan Persipuramania itu menduduki halaman kantor DPRP, dengan membentangkan sejumlah spanduk dan pamflet. Rata-rata mereka memakai kaos merah hitam, atau kaos Persipura.

Sementara itu, Elvis Tabuni, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) yang menerima Persipuramania bersama sejumlah anggota lainnya mengatakan menerima semua aspirasi tersebut.

"Kami akan menampung dan menerima aspirasi saudara-saudara sekalian. Persipura adalah tim kebanggaan kita," katanya. (*)

Pewarta : Pewarta: Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024