Jayapura (Antara Papua) - Jenasah Bripka Amed Nahu (37) anggota Polres Jayapura Kota yang menjadi korban pengeroyokan, Selasa pagi, dievakuasi ke Ambon dengan menggunakan pesawat Lion Air.
Bripka Amed Nahu merupakan korban pengeroyokan yang dilakukan tiga anggota TNI, Jumat (12/6) di depan bar Horizon 2 yang berlokasi di Entrop, Kota Jayapura.
Kabid Humas Polda Papua Kombespol Patrige kepada Antara, Selasa, mengatakan jenasah korban dievakuasi dan dimakamkan di Ambon yang merupakan kampung halamannya.
Menurut laporan yang diterimanya, korban dikeroyok tiga anggota TNI walaupun korban saat itu sedang dalam kondisi mabuk dan sempat mengaku sebagai ajudan kapolres.
"Memang korban saat itu dalam kondisi mabuk akibat minuman keras, namun para pelaku tetap menganiaya korban," ujar Kombes Patrige.
Ia menambahkan, korban sebelum meninggal sempat dirawat di RS Bhayangkara karena merasa sakit di bagian perut setelah dianiaya para pelaku.
"Belum dipastikan apakah korban meninggal akibat luka dalam yang dialaminya atau karena sebab lain," kata Kombes Patrige.
Sementara itu Kapendam XVII Cenderawasih Letkol Inf Teguh ketika dihubungi Antara secara terpisah, Senin petang, membantah terjadinya pengeroyokan tersebut.
Dari laporan terungkap korban yang dalam kondisi mabuk melakukan pemalakan.
Aksi korban dihentikan oleh patroli Kodim 1701 Jayapura yang kebetulan lewat dan meminta korban tidak meneruskan aksinya tetapi korban melawan.
"Untuk memastikan kebenarannya, saat ini ketiga anggota TNI sudah ditahan di POM Kodam Cenderawasih," tegas Letkol Inf Teguh.
Ketiga anggota TNI itu yang ditahan masing masing Praka Ilyas, anggota Kodim 1701 Jayapura, Pratu Solihin dan Serda Tora, anggota Satgas 133 Padang yang di-BKO ke Kodim 1701 Jayapura. (*)
Bripka Amed Nahu merupakan korban pengeroyokan yang dilakukan tiga anggota TNI, Jumat (12/6) di depan bar Horizon 2 yang berlokasi di Entrop, Kota Jayapura.
Kabid Humas Polda Papua Kombespol Patrige kepada Antara, Selasa, mengatakan jenasah korban dievakuasi dan dimakamkan di Ambon yang merupakan kampung halamannya.
Menurut laporan yang diterimanya, korban dikeroyok tiga anggota TNI walaupun korban saat itu sedang dalam kondisi mabuk dan sempat mengaku sebagai ajudan kapolres.
"Memang korban saat itu dalam kondisi mabuk akibat minuman keras, namun para pelaku tetap menganiaya korban," ujar Kombes Patrige.
Ia menambahkan, korban sebelum meninggal sempat dirawat di RS Bhayangkara karena merasa sakit di bagian perut setelah dianiaya para pelaku.
"Belum dipastikan apakah korban meninggal akibat luka dalam yang dialaminya atau karena sebab lain," kata Kombes Patrige.
Sementara itu Kapendam XVII Cenderawasih Letkol Inf Teguh ketika dihubungi Antara secara terpisah, Senin petang, membantah terjadinya pengeroyokan tersebut.
Dari laporan terungkap korban yang dalam kondisi mabuk melakukan pemalakan.
Aksi korban dihentikan oleh patroli Kodim 1701 Jayapura yang kebetulan lewat dan meminta korban tidak meneruskan aksinya tetapi korban melawan.
"Untuk memastikan kebenarannya, saat ini ketiga anggota TNI sudah ditahan di POM Kodam Cenderawasih," tegas Letkol Inf Teguh.
Ketiga anggota TNI itu yang ditahan masing masing Praka Ilyas, anggota Kodim 1701 Jayapura, Pratu Solihin dan Serda Tora, anggota Satgas 133 Padang yang di-BKO ke Kodim 1701 Jayapura. (*)