Jayapura (Antara Papua) - Pemerintah Kabupaten Tolikara, Papua menyatakan kondisi di daerah itu terkendali pascapenyerangan terhadap umat muslim yang tengah melakukan shalat Idul Fitri, Jumat (17/7).

Asisten I Setda Kabupaten Tolikara, Emi Enembe dalam siaran pers yang diterima Senin malam, mengatakan kondisi Karubaga-Tolikara kini sudah terkendali, ketika bertemu masyarakat Kampung Mamit Distrik Kembu, Tolikara, Minggu (19/7).

Emi meminta kepada semua pihak, terutama para pemuda di Distrik Kembu agar tidak ikut terprovokasi dan terus menjaga keamanan.

"Jangan bikin lagi gerakan tambahan. Kalau kita mau maju dalam pembangunan, maka paling pertama adalah keamanan harus terjaga," katanya.

Di hadapan masyarakat Kampung Mamit, Emi juga berterima kasih kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura melalui Wakil Direktur Bidang Pelayanan, dr. Anton Motte yang ikut hadir saat acara bakar batu di Mamit.

"Kami akan terus kontrol dan semoga anak-anak kita yang jadi korban yang sedang dirawat di RSUD Dok II dapat pelayanan yang baik agar segera sembuh. Yang sudah meninggal, kita ucapkan turut berduka cita," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe meminta kepada Pemerintah Kabupaten Tolikara, pihak keamanan (TNI/Polri) dan para pemimpin/tokoh agama untuk terus membangun komunikasi penuh kasih dan pendekatan persuasif agar kondisi Tolikara yang kini kondusif terus dipelihara dan ditingkatkan.

Salat Idul Fitri (ID) di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua pada Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIT diwarnai aksi penyerangan oleh sekelompok massa.

Pada saat berlangsung salat Idul Fitri pada takbiran pertama datang sekelompok massa berteriak-teriak dan melakukan penyerangan dengan melempar kearah rumah ibadah dan selanjutnya membakar beberapa kios yang ada disekitar tempat tersebut.

"Enam unit rumah dan 11 kios yang dilaporkan terbakar," kata Kombes Pol Patrige. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor :
Copyright © ANTARA 2024