Timika (Antara Papua) - Tokoh senior pemerintahan asal Papua, Michael Manufandu, berpendapat bahwa badai hujan es yang melanda sejumlah wilayah di pegunungan tengah Papua akhir-akhir ini merupakan dampak dari perubahan iklim global sehingga masyarakat harus siap dengan kondisi seperti itu.
"Apa yang sekarang terjadi dan dialami masyarakat di Puncak Jaya, Puncak, Lanny Jaya dan tempat-tempat lain di pedalaman Papua merupakan dampak dari perubahan iklim secara menyeluruh. Menyikapi perubahan iklim global ini, kita harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi," kata Manufandu.
Selain itu, katanya, kondisi iklim musim dingin yang sekarang terjadi di Benua Australia juga turut memicu cuaca panas di wilayah Papua sehingga berimbas pada komoditas pertanian masyarakat setempat yang mengalami kekeringan akibat badai embun salju.
Menyikapi kondisi itu, Manufandu berharap Pemda di Papua melakukan antisipasi sejak dini agar perubahan cuaca yang ekstrem tersebut tidak menimbulkan masalah kerawanan pangan bagi masyarakat setempat.
Manufandu mengeritik keras perilaku banyak pejabat pemerintahan di Papua seperti para bupati yang lebih suka ke luar daerah di saat rakyat di wilayahnya mengalami musibah bencana alam sehingga terancam kelaparan atau rawan pangan.
"Yang jadi soal sekarang di Papua yaitu banyak pejabat pemda tidak betah di tempat. Ini aneh karena mereka dipilih langsung oleh rakyat untuk mengurus rakyatnya, bukan untuk jalan-jalan ke luar daerah. Dulu kami ditunjuk dan dipilih oleh DPRD, tapi kita bertanggung jawab atas tugas yang dipercayakan itu," tutur mantan Wali Kota Jayapura yang juga pernah menjabat Duta Besar RI untuk Kolumbia itu.
Sementara itu Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memastikan akan segera mengunjungi lokasi bencana hujan salju di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak pada Rabu (22/7).
"Mudah-mudahan esok cuaca bagus supaya bisa mengunjungi lokasi yang terkena bencana hujan es di Kabupaten Puncak," ujar Khofifah saat menggelar pertemuan dengan jajaran Pemkab Mimika di Hotel Rimba Papua, Timika, Selasa.
Khofifah mengatakan membawa amanat Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Papua kali ini.
"Bapak Presiden memberikan amanat bahwa jangan ada masyarakat yang kelaparan karena musibah apapun," tutur Khofifah yang didampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise.
Pada Selasa pagi, Mensos Khofifah dan Menteri PPA Yohana mengunjungi para pengungsi korban konflik sosial di Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara.
Khofifah mengatakan saat mendengar ada musibah hujan es di Distrik Agandugume Kabupaten Puncak dan Distrik Kuyawage Kabupaten Lanny Jaya, Presiden Joko Widodo langsung memerintahkan dirinya untuk segera merespons kejadian tersebut.
"Saya langsung berkoordinasi dengan KSAD dan Perum Bulog untuk memastikan stok logistik aman. Kami juga langsung berkoordinasi dengan BNPB. Tim BNPB langsung bertolak ke Wamena dan tim Kemensos ke Timika untuk memastikan bahwa kita dapat memberikan sapaan kepada masyarakat secara baik," jelas Khofifah.
Badai hujan es di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak yang terjadi pada 5 Juli-10 Juli lalu telah mengakibatkan tanaman pertanian milik masyarakat setempat seperti sayur-mayur dan umbi-umbian mengalami kekeringan dan busuk.
Sementara di Lanny Jaya, badai hujan es mengakibatkan sejumlah warga di Distrik Kuyawage dilaporkan meninggal dunia.(*)
"Apa yang sekarang terjadi dan dialami masyarakat di Puncak Jaya, Puncak, Lanny Jaya dan tempat-tempat lain di pedalaman Papua merupakan dampak dari perubahan iklim secara menyeluruh. Menyikapi perubahan iklim global ini, kita harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi," kata Manufandu.
Selain itu, katanya, kondisi iklim musim dingin yang sekarang terjadi di Benua Australia juga turut memicu cuaca panas di wilayah Papua sehingga berimbas pada komoditas pertanian masyarakat setempat yang mengalami kekeringan akibat badai embun salju.
Menyikapi kondisi itu, Manufandu berharap Pemda di Papua melakukan antisipasi sejak dini agar perubahan cuaca yang ekstrem tersebut tidak menimbulkan masalah kerawanan pangan bagi masyarakat setempat.
Manufandu mengeritik keras perilaku banyak pejabat pemerintahan di Papua seperti para bupati yang lebih suka ke luar daerah di saat rakyat di wilayahnya mengalami musibah bencana alam sehingga terancam kelaparan atau rawan pangan.
"Yang jadi soal sekarang di Papua yaitu banyak pejabat pemda tidak betah di tempat. Ini aneh karena mereka dipilih langsung oleh rakyat untuk mengurus rakyatnya, bukan untuk jalan-jalan ke luar daerah. Dulu kami ditunjuk dan dipilih oleh DPRD, tapi kita bertanggung jawab atas tugas yang dipercayakan itu," tutur mantan Wali Kota Jayapura yang juga pernah menjabat Duta Besar RI untuk Kolumbia itu.
Sementara itu Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memastikan akan segera mengunjungi lokasi bencana hujan salju di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak pada Rabu (22/7).
"Mudah-mudahan esok cuaca bagus supaya bisa mengunjungi lokasi yang terkena bencana hujan es di Kabupaten Puncak," ujar Khofifah saat menggelar pertemuan dengan jajaran Pemkab Mimika di Hotel Rimba Papua, Timika, Selasa.
Khofifah mengatakan membawa amanat Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Papua kali ini.
"Bapak Presiden memberikan amanat bahwa jangan ada masyarakat yang kelaparan karena musibah apapun," tutur Khofifah yang didampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise.
Pada Selasa pagi, Mensos Khofifah dan Menteri PPA Yohana mengunjungi para pengungsi korban konflik sosial di Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara.
Khofifah mengatakan saat mendengar ada musibah hujan es di Distrik Agandugume Kabupaten Puncak dan Distrik Kuyawage Kabupaten Lanny Jaya, Presiden Joko Widodo langsung memerintahkan dirinya untuk segera merespons kejadian tersebut.
"Saya langsung berkoordinasi dengan KSAD dan Perum Bulog untuk memastikan stok logistik aman. Kami juga langsung berkoordinasi dengan BNPB. Tim BNPB langsung bertolak ke Wamena dan tim Kemensos ke Timika untuk memastikan bahwa kita dapat memberikan sapaan kepada masyarakat secara baik," jelas Khofifah.
Badai hujan es di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak yang terjadi pada 5 Juli-10 Juli lalu telah mengakibatkan tanaman pertanian milik masyarakat setempat seperti sayur-mayur dan umbi-umbian mengalami kekeringan dan busuk.
Sementara di Lanny Jaya, badai hujan es mengakibatkan sejumlah warga di Distrik Kuyawage dilaporkan meninggal dunia.(*)