Sentani (Antara Papua) - Kepala Badan Search And Rescue Nasional Marsekal Madya FH Bambang Sulistyo mengatakan, tim gabungan di lapangan masih mencari "Flight Data Recoder" atau FDR pesawat Trigana Air yang jatuh di Pegunungan Bintang.
"Kotak hitam itu setelah saya sampai di sana, saya cek itu hanya satu bagian dari `black box, sekarang ini lagi dicari yang namanya FDR atau `Flight Data Recorder`," katanya di Base Ops Lanud Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu.
Menurut dia, yang ditemukan oleh salah satu tim gabungan di lapangan pada Selasa (18/8) siang itu adalah "Voice Cokpit Recoder" atau VCR.
"Yang ditemukan itu VCR atau "Voice Cokpit Recorder", ini saya baru tahu. Karena kemarin itu kita tidak bisa berhubungan dengan anggota dilapangan karena tidak punya signal yang bagus, sehingga tidak bisa kirim gambar (FDR), tapi itu juga baik," katanya.
"Sehingga sekarang ini mereka juga sedang mencari yang satu bagian yang nama FDR. Secara umum kondisi `black box` rusak fisik sedikit, saya sudah serahkan barang itu kepada ketua KNKT," katanya.
Mengenai uang milik PT Posindo yang berada didalam pesawat Trigana Air naas itu, Bambang mengatakan hal itu bukanlah ranah tim SAR.
"Nilainya tidak ada hubungan dengan tim SAR gabungan tetapi kita sudah mengamnakan sejumlah uang, isinya saya tidak tahu karena masih dalam ransel dan nanti itu uang kita serahkan kepada pihak kepolisian disaksikan oleh beberapa pejabat, termasuk didalamnya asuransi, itu kalau tidak salah permintaan dari PT Pos Indonesia," katanya.
"Besok (Kamis, 20/8), proses evakuasi ke Jaypura akan kembali dilakukan," tambahnya. (*)
"Kotak hitam itu setelah saya sampai di sana, saya cek itu hanya satu bagian dari `black box, sekarang ini lagi dicari yang namanya FDR atau `Flight Data Recorder`," katanya di Base Ops Lanud Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu.
Menurut dia, yang ditemukan oleh salah satu tim gabungan di lapangan pada Selasa (18/8) siang itu adalah "Voice Cokpit Recoder" atau VCR.
"Yang ditemukan itu VCR atau "Voice Cokpit Recorder", ini saya baru tahu. Karena kemarin itu kita tidak bisa berhubungan dengan anggota dilapangan karena tidak punya signal yang bagus, sehingga tidak bisa kirim gambar (FDR), tapi itu juga baik," katanya.
"Sehingga sekarang ini mereka juga sedang mencari yang satu bagian yang nama FDR. Secara umum kondisi `black box` rusak fisik sedikit, saya sudah serahkan barang itu kepada ketua KNKT," katanya.
Mengenai uang milik PT Posindo yang berada didalam pesawat Trigana Air naas itu, Bambang mengatakan hal itu bukanlah ranah tim SAR.
"Nilainya tidak ada hubungan dengan tim SAR gabungan tetapi kita sudah mengamnakan sejumlah uang, isinya saya tidak tahu karena masih dalam ransel dan nanti itu uang kita serahkan kepada pihak kepolisian disaksikan oleh beberapa pejabat, termasuk didalamnya asuransi, itu kalau tidak salah permintaan dari PT Pos Indonesia," katanya.
"Besok (Kamis, 20/8), proses evakuasi ke Jaypura akan kembali dilakukan," tambahnya. (*)