Jayapura, 20/8 (Antara) - Sebanyak 54 jenazah atau semua korban Trigana Air yang jatuh di Pegunungan Bintang pada Minggu (16/8) sore, telah dievakuasi dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, ke Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Pantauan lapangan, evakuasi pada Kamis, atau hari keempat pascainsiden pesawat jatuh, dilaksanakan dalam dua gelombang, masing-masing penerbangan mengangkut 25 jenazah.
Penerbangan pertama tiba di Bandara Sentani sekitar pukul 09.45 WIT, dan penerbangan kedua sekitar pukul 10.54 WIT.
Sedangkan, sehari sebelumnya yakni pada Rabu (19/8), dievakuasi empat jenazah dari Bandara Oksibil menuju Bandara Sentani, Jayapura.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Jayapura Mayor Sus Juni Kurniawati, mengatakan gelombang pertama menggunakan Twin Otter dan kedua menggunakan pesawat ATR milik Trigana Air Service.
"Pesawat ATR ini masing-masing membawa 25 jenazah sehingga sudah 50 jenazah diterbangkan dari Oksibil ke Base Ops Lanud Jayapura di Bandara Sentani, pada hari ini," katanya.
Mayor Sus Juni menjelaskan 50 jenazah ini ketika tiba di Base Ops Lanud Jayapura langsung dimasukan ke dalam peti dan dibawa ke mobil ambulans untuk selanjutnya diantar ke Rumah Sakit Bhayangkara.
Sebanyak 25 jenazah lebih dulu tiba di Bandara Udara Sentani, yang diterbangkan secara terpisah dari Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang dengan menggunakan pesawat Twin Otter milik Trigana Air dengan nomor lambung PK RYU dan helikopter MI 17 milik TNI AD.
Pesawat Twin Otter milik Trigana Air dengan nomor lambung PK RYU pertama tiba di Bandara Udara Sentani, Kabupaten Jayapura dan langsung parkir di Base Ops Lanud Sentani dengan membawa 15 korban di dalam kantong jenazah.
Sekitar tiga menit kemudian, helikopter MI 17 milik TNI AD, mendarat dengan mengangkut 10 korban.
Sekitar satu jam kemudian, Trigana Air mendarat yang mengangkut 25 jenazah.
Sebanyak 50 jenazah itu kemudian diangkut menggunakan ambulans menunju RD Bhayangkara untuk kepentingan identifikasi oleh Tim DVI.
Dengan demikian, seluruh awak dan penumpang Trigana Air IL 267 sebanyak 54 orang sudah dievakuasi dari lokasi kejadian, dan kini jenazahnya disemayamkan di RS Bhayangkara di Jayapura. (*)
Pantauan lapangan, evakuasi pada Kamis, atau hari keempat pascainsiden pesawat jatuh, dilaksanakan dalam dua gelombang, masing-masing penerbangan mengangkut 25 jenazah.
Penerbangan pertama tiba di Bandara Sentani sekitar pukul 09.45 WIT, dan penerbangan kedua sekitar pukul 10.54 WIT.
Sedangkan, sehari sebelumnya yakni pada Rabu (19/8), dievakuasi empat jenazah dari Bandara Oksibil menuju Bandara Sentani, Jayapura.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Jayapura Mayor Sus Juni Kurniawati, mengatakan gelombang pertama menggunakan Twin Otter dan kedua menggunakan pesawat ATR milik Trigana Air Service.
"Pesawat ATR ini masing-masing membawa 25 jenazah sehingga sudah 50 jenazah diterbangkan dari Oksibil ke Base Ops Lanud Jayapura di Bandara Sentani, pada hari ini," katanya.
Mayor Sus Juni menjelaskan 50 jenazah ini ketika tiba di Base Ops Lanud Jayapura langsung dimasukan ke dalam peti dan dibawa ke mobil ambulans untuk selanjutnya diantar ke Rumah Sakit Bhayangkara.
Sebanyak 25 jenazah lebih dulu tiba di Bandara Udara Sentani, yang diterbangkan secara terpisah dari Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang dengan menggunakan pesawat Twin Otter milik Trigana Air dengan nomor lambung PK RYU dan helikopter MI 17 milik TNI AD.
Pesawat Twin Otter milik Trigana Air dengan nomor lambung PK RYU pertama tiba di Bandara Udara Sentani, Kabupaten Jayapura dan langsung parkir di Base Ops Lanud Sentani dengan membawa 15 korban di dalam kantong jenazah.
Sekitar tiga menit kemudian, helikopter MI 17 milik TNI AD, mendarat dengan mengangkut 10 korban.
Sekitar satu jam kemudian, Trigana Air mendarat yang mengangkut 25 jenazah.
Sebanyak 50 jenazah itu kemudian diangkut menggunakan ambulans menunju RD Bhayangkara untuk kepentingan identifikasi oleh Tim DVI.
Dengan demikian, seluruh awak dan penumpang Trigana Air IL 267 sebanyak 54 orang sudah dievakuasi dari lokasi kejadian, dan kini jenazahnya disemayamkan di RS Bhayangkara di Jayapura. (*)