Jayapura (Antara Papua) - Tim DVI Polda Papua kesulitan mengidentifikasi paket yang dikirim dari Oksibil berupa sisa potongan tubuh korban pesawat Trigana yang jatuh 16 Agustus lalu di Distrik Oksob.
Kabid Dokkes Polda Papua Kombes Ramond kepada Antara, Senin, mengakui, paket yang diterima Senin siang memang berisi serpihan tubuh korban, namun tim tidak lagi bisa memeriksa secara manual.
"Pemeriksaan secara manual, yakni melalui gigi dan sidik jari sudah tidak bisa lagi dilakukan sehingga hanya bisa menunggu hasil penelitian melalui DNA," kata Ramond.
Sementara itu, warga Oksibil melalui Polres Pegunungan Bintang telah mengirim satu "coolbox" berisi serpihan milik korban pesawat Trigana Air dengan kode penerbangan PK-YRN ATR42.
Tim DVI baru berhasil mengidentifikasi 27 orang dari 54 penumpang dan kru yang turut dalam penerbangan tersebut.
Ke-27 jenazah korban yang sudah teridentifikasi seluruhnya sudah diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan. Sedangkan yang belum teridentifikasi masih menunggu hasil pemeriksaan DNA yang dilakukan di Jakarta. (*)
Kabid Dokkes Polda Papua Kombes Ramond kepada Antara, Senin, mengakui, paket yang diterima Senin siang memang berisi serpihan tubuh korban, namun tim tidak lagi bisa memeriksa secara manual.
"Pemeriksaan secara manual, yakni melalui gigi dan sidik jari sudah tidak bisa lagi dilakukan sehingga hanya bisa menunggu hasil penelitian melalui DNA," kata Ramond.
Sementara itu, warga Oksibil melalui Polres Pegunungan Bintang telah mengirim satu "coolbox" berisi serpihan milik korban pesawat Trigana Air dengan kode penerbangan PK-YRN ATR42.
Tim DVI baru berhasil mengidentifikasi 27 orang dari 54 penumpang dan kru yang turut dalam penerbangan tersebut.
Ke-27 jenazah korban yang sudah teridentifikasi seluruhnya sudah diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan. Sedangkan yang belum teridentifikasi masih menunggu hasil pemeriksaan DNA yang dilakukan di Jakarta. (*)