Jayapura (Antara Papua) - Bendera merah putih berukuran kecil yang ditancapkan bersama beberapa bendera partai di posko pemenangan Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, di jalan Trans Irian, Kelurahan Rimba Jaya, Distrik Merauke, terpasang terbalik hampir sebulan lamanya.

"Bendera Merah Putih telah dilecehkan. Kami tidak bisa menerima itu," kata Mantan Bupati Merauke Johanes Gluba Gebze ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Rabu.

Menurut Johanes, berkibarnya Bendera Merah Putih dengan posisi terbalik itu sudah hampir sebulan pertanda pemerintah Kabupaten Merauke tidak menghormati kedaulatan Negara Republik Indonesia.

"Apalagi Bendera Merah Putih dipasang di tengah-tengah bersama bendera Parpol (partai politik). Bendera Parpol dipasang dengan posisi baik, kok kenapa Bendera Merah Putih tidak demikian," ujarnya.

Tokoh Masyarakat Papua Selatan itu menyayangkan tidak tanggapnya pemerintah dan aparat penegak hukum dalam kasus ini. "Saya tidak melihat ini ada kaitannya dengan Pilkada Merauke, yang saya lihat, ini bisa jadi ada unsur kesengajaan dari pihak yang memasang, apalagi telah berkibar sangat lama disana," katanya.

Peristiwa terbaliknya Bendera Merah Putih di Posko Pemenangan Calon Petahana Bupati Merauke, sempat menjadi perbincangan hangat warga Kota Rusa. Posko pemenangan tersebut terletak di tepi jalan raya yang ramai dilalui pengendara.

Sekitar satu kilometer dari posko pemenangan, terletak perkantoran pemerintah, Kantor Kepolisian dan Kantor Dewan

"Kami meminta agar pemerintah, atau dalam hal ini, Bupati Kabupaten Merauke, segera merespon turunnya Bendera Merah Putih dan menaikannya kembali dalam posisi terhormat. Bupati mestinya bertanggungjawab, karena sebagai calon Kepala Daerah untuk Kedua kalinya, telah membiarkan timnya melecehkan Merah Putih," tegas Johanes Gluba Gebze.

Mantan Kepala Daerah selama 10 tahun di Merauke itu menambahkan, jika pemerintah tidak cepat tanggap, ia akan melayangkan surat protes dan pengaduan kepada aparat penegak hukum. "Jangan menganggap remeh peristiwa ini. Hormati Merah Putih, jangan hanya menghormati bendera parpol," ujarnya.

Sementara itu, sejumlah pengendara yang melewati jalan Trans Irian mengaku melihat dengan jelas terbaliknya Merah Putih. "Yang saya tahu, bendera itu sudah berkibar cukup lama di posko itu, yah nggak tahu, kenapa dibiarkan begitu saja," kata Agus, warga Semangga Merauke.

Bendera terbalik tersebut berukuran lebar sekitar satu setengah meter, dengan tinggi kurang lebih 75 cm. Bendera dipasang pada sebuah tiang kayu dan ditancapkan di tanah, depan sebuah Honai (model rumah adat warga asli Pegunungan Tengah Papua).

Honai tersebut digunakan untuk pos koordinasi tim sukses Romanus Mbaraka yang selalu ramai dibanjiri warga. Hanya berjarak satu meter di kiri dan kanan, berjejer enam bendera Parpol.

Tidak jauh, terbentang baliho Bupati Kabupaten Merauke, dan sebuah atribut kampanye, bendera ajakan memilih nomor urut dua. Hingga kini Bupati Merauke Romanus Mbaraka yang coba dikonfirmasi, namun belum dapat menjawab panggilan telepon. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024