Jayapura (Antara Papua) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga terlambat mengetahui kasus kematian puluhan anak di Distrik Mbuwa, bahkan belum tahu ketika dikonfirmasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua.

"Pemkab Nduga, baik bupati, wakil bupati, dan sekda belum tahu soal kasus kematian anak di daerahnya ketika kami konfirmasi dan menanyakan kasus itu," kata Kepala Dinas Kesehatan Papua drg Aloysius Giyai di Jayapura, Kamis.

Ketika Dinas Kesehatan Papua mendapatkan informasi itu langsung membentuk tim dan diturunkan ke lokasi kejadian pada 20 November 2015. Tim tersebut dipimpin oleh Kepala Seksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Papua Yamamoto Sasarari.

Dari temuan di lapangan, ada 31 anak-anak yang meninggal dunia pada kurun 16-20 November 2015 di Distrik Mbuwa, yang tersebar di Kampung Doigimo, Kampung Opmo, Kampung Barapngin, dan Kampung Labirik.

Sebelumnya diberitakan sebanyak 41 anak di bawah usia tujuh tahun di Distrik Muba meninggal.

Tim medis dari Wamena, Jayawijaya sudah turun ke lokasi kejadian, tetapi mereka tidak mengetahui penyebab kematian massal itu.

"Sampai saat ini 41 anak yang meninggal dunia, awalnya cuma sakit sedikit, tidak lama meninggal dunia. Tim medis yang dari Wamena sudah kembali dari distrik tetapi penyebab kematian belum ditemukan," kata Erias Gwijangge, Kepala Distrik Mbuwa wartawan, Selasa (24/11).

Awalnya, kata Erias, Kabupaten Nduga dan sekitarnya sempat terperangkap asap akibat kebakaran lahan akibat kemarau panjang.

"Sebelum terjadi kematian anak-anak yang banyak ini, ternak warga juga banyak yang mati tiba-tiba," ujarnya.

Menurut Erias, kematian tiba-tiba ternak babi dan ayam milik warga itu terjadi pada awal turun hujan.

Yan Hubi, petugas analis di Puskemas Kota Wamena yang ikut ke Distrik Mbuwa mengatakan, pihaknya memeriksa sample darah anak-anak di sana untuk melihat kemungkinan terjangkit malaria, tetapi semuanya negatif. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024