Jayapura (Antara Papua) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua memperkirakan, pada 2016 pertumbuhan perekonomian Papua akan mencapai angka 6,8 persen.

"Di Papua, kita memprediksi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami peningkatan 6,8 persen pada 2016, artinya bertumbuh positif. Ini saya rasa cukup bagus dengan kondisi yang ada sekarang," ujar Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia Papua Joko Supratikto, di Jayapura, Kamis.

Dijelaskannya, meski diprediksi Papua masih akan menemukan beberapa kendala dari sisi perekonomian, terutama menyangkut tambang PT. Freeport di Kabupaten Mimika, namun diyakini bahwa ekonomi masyarakat tetap akan meningkat.

"Prediksi ini sudah mempertimbangkan berbagai masalah, mulai dari tambang Feeport, masalah harga dan lain-lain, tapi kami tetap optimistis pada pertumbuhan tersebut," ucapnya.

Joko juga mengungkapkan, inflasi di Papua diprediksi lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kalau dari sisi inflasi, kita memperkirakan 4,8 persen. Ini memang kita proyeksikan lebih tinggi daripada tahun 2015 yang kita proyeksikan 3,8 persen," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Papua Didiek Koesbianto mengemukakan, laju inflasi tahun kalender Kota Jayapura (Januari - November 2015) hingga kini adalah 1,31 persen. Angka tersebut lebih rendah dari angka inflasi tahunan nasional yang sebesar 2,37 persen.

"Laju inflasi `year on year` November 2015 terhadap November 2014 Kota Jayapura sebesar 5,63 persen. Angka ini lebih tinggi dari laju inflasi `year on year` nasional yang sebesar 4,89 persen," ungkap Didiek. (*)

Pewarta : Pewarta: Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024