Jayapura (Antara Papua) - Detasemen Zeni Tempur (Denzipur) 12/OHH dan 13/PPA tengah membangun jalan penghubung dari Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya menuju Mbua di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

"Pekerjaan jalan itu dimulai dengan membagi beberapa titik karena sulitnya medan dan lebatnya hutan serta curamnya medan yang dilalui," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Teguh Pudji Raharjo, di Jayapura, Jumat.

Ia mengatakan,  titik pembangunan jalan itu yakni titik 1 dengan jarak sekitar 800 meter, titik 2 sekitar dua kilometer, titik 3 sekitar 1,3 kilometer, dan titik 4 sekitar 250 meter.

Pekerjaan jalan itu dipimpin Kapten Czi Maruli dari Ditziad.

Pembangunan infrastruktur jalan itu untuk membuka keterisolasian Wamena, Mbua, Paro, Batas Batu dan Mamugu, menuju Pantai selatan Papua.

Nantinya, panjang jalan yang akan dikerjakan 278,600 kilometer melewati daerah hutan, rawa dan sungai.  

Ruas jalan Wamena-Mamugu melalui 40 sungai dimana 32 sungai dan belum ada jembatan dan delapan sungai terdapat jembatan sementara dari material kayu.

Pengerjaan jalan ini mengerahkan berbagai satuan baik dari Kodam XVII/Cenderawasih maupun dari luar Kodam meliputi Satuan Zipur, Zikon, Kesehatan, Perhubungan dan Satuan Pengamanan dari Satuan tempur serta dengan mengerahkan alat berat yang dimiliki TNI AD.

Dengan dibangunnya jalan poros Wamena-Mamugu diharapkan akan memperlancar distribusi barang dari dan ke daerah Kab Jayawijaya dan sekitarnya.

"Tentunya semua itu perlu adanya partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat Papua guna mendukung pembangunan di Papua, sehingga tidak ada lagi daerah yang terisolir serta pembangunan dapat terwujud yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua," ujar Teguh.

Selain itu, juga untuk menghidupkan ekonomi rakyat, sehingga sarana transportasi darat perlu dibuka, baik di sepanjang perbatasan mulai dari Jayapura–Merauke, Keerom, Pegunungan Bintang, dan Boven Digul.

Begitu juga dari Jayapura-Wamena atau dari Wamena-Pegunungan Bintang.

Selain itu dari Jayapura–Sarmi–Nabire–Enarotali–Sorong hingga mengelilingi Kepala Burung, kemudian di sepanjang pesisir selatan hingga kembali ke Merauke.

"Semua itu dimaksudkan untuk mendukung perencanaan dan mempercepat pengembangan ekonomi antar Kabupaten di Papua, juga untuk membuka keterisolasian daerah," ujarnya.

"Ketersediaan infrastruktur jalan dan jembatan sangat diperlukan untuk melancarkan distribusi serta menekan harga barang di daerah paling timur Indonesia itu," tambah Teguh. (*)


Pewarta : Pewarta: Anwar Maga
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024