Jayapura (Antara Papua) - Satgas Yonif 406/CK terlibat aktif dalam memerangi buta aksara di kawasan perbatasan RI dan Papua Nugini (PNG), karena menilai pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara.

"Tidak semua kampung yang berada di wilayah binaan Satgas Yonif 406/CK memiliki sekolah, sehingga prajurit ikut membantu mengajar," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Teguh Pudji Rahardjo, dalam rilis yang diterima Antara di Jayapura, Senin.

Ia mengatakan, bila dilihat dari segi fasilitas, sekolah-sekolah yang berada di wilayah binaan Satgas Yonif 406/CK bisa dibilang jauh dari kata layak.

Sekolah-sekolah tersebut belum memiliki sarana prasarana yang memadai, seperti buku tulis, buku pelajaran, dan tempat yang bersih serta nyaman.

Padahal, UUD 1945 pasal 31  ayat 1 mewajibkan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak.

Pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan sebuah bangsa, terutama pendidikan terhadap anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa.

"Bila kita lihat dari tenaga pengajar akan lebih memprihatinkan, dimana dalam satu sekolah hanya terdapat dua guru yang harus mengajar beberapa kelas sekaligus. Akses jalan menuju sekolah juga cukup jauh jarak tempuhnya," ujarnya.

Bahkan, ada kampung bernama Molov yang hanya bisa dijangkau dengan cara menyusuri sungai dengan perahu selama kurang lebih dua jam.

"Tidak heran bila masih banyak murid-murid SD yang belum bisa membaca, menulis dan berhitung, sehingga prajurit yang berada di pos jajaran di bawah Satgas 406/CK mempunyai anak asuh untuk diajarkan membaca, menulis dan berhitung serta pelajaran lainnya, terutama yang tidak ada sekolah di sekitar pos," ujarnya.

Program anak asuh tersebut sesuai dengan perintah dari komando atas  yaitu setiap prajurit harus mempunyai anak asuh untuk diajarkan membaca, menulis dan berhitung serta pelajaran lainnya.

Prajurit Satgas Yonif 406/CK melaksanakan mengajar untuk anak asuhnya dengan mengumpulkan anak-anak di pos atau prajurit datang ke rumah anak asuh tersebut pada saat melaksanakan anjangsana.

Dengan berbagai metode agar apa yang diajarkan dapat diterima, dimengerti, dan diingat oleh anak asuh, salah satunya yang dilakukan oleh Pasiter Satgas Yonif 406/CK Lettu Inf Luis Timor yaitu dengan bermain sulap.

Diawali bermain sulap tersebut sehingga dapat menarik perhatian murid-murid tersebut untuk mendengarkan pelajaran yang nantinya disampaikan oleh Prajurit Satgas Yonif 406/CK.

Metode lainnya yaitu dengan memberikan "reward" berupa permen atau gula-gula dan snack kepada para murid yang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan dan juga bila ada murid yang bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya. (*)

Pewarta : Pewarta: Anwar Maga
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024