Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua memantau perkembangan harga cabai agar tidak terlalu tinggi guna menjaga inflasi tetap stabil di Bumi Cenderawasih.
Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Suzana Wanggai di Jayapura, Jumat, mengatakan cabai merupakan bahan masakan yang sering digunakan dalam memasak sehingga pergerakan harga komoditas tersebut perlu dilakukan pemantauan aga tidak memberikan tekanan pada inflasi.
“Kami rutin memonitor perkembangan harga komoditas cabai di pasar hal ini sebagai upaya dalam menjaga inflasi tetap stabil,” katanya.
Menurut Suzana, untuk itu pihaknya juga terus melakukan pertemuan lintas sektor dengan begitu kenaikan harga cabai menjadi permasalahan bersama.
“Pertemuan lintas sektor rutin kami lakukan secara berkala baik dari perbankan, distributor maupun instansi teknis terkait lainnya sebab pengendalian inflasi ini membutuhkan kerja kolaborasi dari semua pihak,”ujarnya.
Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Adriana Helena Carolina mengatakan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi secara month to month (m-to-m) pada April 2024, antara lain yakni cabai rawit, bawang merah, angkutan udara, ikan tuna, ikan kembung, tomat, cabai merah.
“Berdasarkan data kami tingkat inflasi m-to-m untuk Provinsi Papua pada April 2024 masing-masing sebesar 1,20 persen,” katanya.
Menurut Adriana, perkembangan harga berbagai komoditas pada April 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. “Berdasarkan hasil pemantauan kota Indeks Harga Konsumen di Provinsi Papua pada April 2024 terjadi inflasi secara y-on-y sebesar 1,78 persen atau terjadi kenaikan IHK yakni 104,12 pada April 2024 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 102,30,” ujarnya.