Jayapura (Antara Papua) - Petani kakao di Kampung Klaisu, Distrik Gresi Selatan, Kabupaten Jayapura, Papua, menerima pelatihan dan pendampingan dari Ecom Papua, terkait menjaga dan merawat tanaman tersebut agar menghasilkan buah yang banyak.

Yonathan Klemen, salah seorang petani kakao di Kampung Klaisu saat berada di Kota Jayapura, Papua,  mengemukakan berkat pelatihan dan pendampingan tersebut, tanaman kakao miliknya mulai menghasilkan buah yang cukup banyak.

"Ecom Papua memberikan kami pelatihan bagaimana menghadapi hama Penggerek Buah Kakao (PBK) dan penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) yang menyerang kakao," katanya.

Ia mengaku sempat patah semangat ketika kedua hama tersebut menyerang ratusan pohon kakao miliknya serta milik petani lainnya yang ada di Kampung Klaisu yang sejak 1990-an terkenal dengan produksi kakao-nya.

"Saya bertani kakao sudah lama, karena penduduk kampung mayoritas berkebun kakao. Waktu kakao terserang hama dan penyakit, kami sempat bingung juga harus bagaimana, tetapi setelah ikut pelatihan dan pendampingan baru kami tahu kalau kakao ini harus diperlakukan dengan baik, selain itu kalau kakao mau berbuah banyak ternyata ada tehniknya yaitu sambung pucuk dan sambung samping," katanya.

Menurut dia, pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh Ecom Papua yang berkolaborasi dengan Food Foundation Cocoa outrech (FFCO) sangat membantu petani kakao yang ada di tempatnya dan kampung sekitar.

"Memang masih ada hama di tanaman kakao saya, tetapi hal itu terus saya basmi dengan pelatihan dan pendampingan yang kami terima. Paling dari 100 pohon, hanya 10 pohon kakao yang terserang hama," kata Yonathan.

Secara terpisah, Manager Development and Sustainability Ecom Papua, Kusnan mengatakan pihaknya bersama FFCO mulai melatih petani kakao di Papua sejak Desember 2012 hingga 2015, dan dari program tersebut telah dilatih kurang lebih 3.500 petani.

"Hingga kini kami terus lakukan pendampingan untuk bagaimana merawat dan menjaga kakao agar menghasilkan buah yang banyak. Sementara materi pelatihan yang diberikan kepada para petani adalah praktek perkebunan kakao yang baik dan ramah lingkungan, serta proses pascapanen serta rehabilitasi tanaman kakao," katanya.

Selain program latihan dan pendampingan kepada para petani kakao agar produksio biji kakao meningkat degan harapan ekonomo petani juga naik, Kusnan juga mengatakan pihaknya membangun Cocoa Village Center (CVC) di beberapa kampung yang sudah diseleksi.

"Hal ini dilakukan agar setiap kampung memiliki pusat pengetahuan mengenai kakao baik secara teori maupun praktek. Di masa mendatang, CVC diharapkan dapat menjadi sarana usaha bagi pengelolanya yaitu Cocoa Doctor," ujarnya. (*)

Pewarta : Pewarta: Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024