Jayapura (Antara Papua) - General manager PLN Wilayah Papua dan Papua Barat (WP2B) Yohanes Sukrislismono mengungkapkan proses penjualan listrik ke Papua Nugini masih menunggu PLTU Holtekam beroperasi.
"Jadi kita masih merencanakan apabila PLTU Holtekam sudah bisa beroperasi, dan apabila mereka masih menginginkan dari kita, kita akan kirim lewat Holtekam," ujarnya di Jayapura, Jumat.
"Nilai jual belum diketahui karena dia masih dalam bentuk draft MoU, belum kontrak," sambungnya.
Dijelaskannya, meski nanti akan ada pertentangan tentang kerja sama tersebut, namun PLN akan tetap melakukan proses penjualan tersebut karena itu sudah menjadi kesepakatan kedua negara.
"Jadi kami masih komit kalau nanti PLTU Holtekam sudah beroperasi, maka MoU itu akan ditindak lanjuti. Jangan dilihat dari segi kebutuhan, kenapa kita jual ke Papua Nugini, padahal kita saja belum cukup, yang kita lihat sebenarnya adanya kerja sama antar kedua negara yang lebih besar," kata dia.
Yohanes mengemukakan, penjualan daya sebanyak 2 MW ke Papua Nugini tidak akan terlalu berpengaruh terhadap ketersediaan listri di area Jayapura karena ke depan kemampuan pembangkit yang dimiliki PLN akan jauh diatas angka tersebut.
"Jadi kalau 2 MW itu cukup kecil, PLTU kita besarnya 20 MW, nanti ada PLTMG 50 MW," ucap Yohanes.
Menurutnya, pada 2014 kedua kepala negara telah merencanakan kerja sama didalam beberapa bidang, termasuk salah satunya enegi.
"2014 itu kita sudah jajaki dengan Papua Nugini Power untuk menjual listrik dari Indonesia ke Provinsi terdekat Vanimo, namun yang kita tahu sejak kunjungan Pak Jokowi ke Port Moresby, itu menjadi bagian yang didiskusikan," ujarnya. (*)
"Jadi kita masih merencanakan apabila PLTU Holtekam sudah bisa beroperasi, dan apabila mereka masih menginginkan dari kita, kita akan kirim lewat Holtekam," ujarnya di Jayapura, Jumat.
"Nilai jual belum diketahui karena dia masih dalam bentuk draft MoU, belum kontrak," sambungnya.
Dijelaskannya, meski nanti akan ada pertentangan tentang kerja sama tersebut, namun PLN akan tetap melakukan proses penjualan tersebut karena itu sudah menjadi kesepakatan kedua negara.
"Jadi kami masih komit kalau nanti PLTU Holtekam sudah beroperasi, maka MoU itu akan ditindak lanjuti. Jangan dilihat dari segi kebutuhan, kenapa kita jual ke Papua Nugini, padahal kita saja belum cukup, yang kita lihat sebenarnya adanya kerja sama antar kedua negara yang lebih besar," kata dia.
Yohanes mengemukakan, penjualan daya sebanyak 2 MW ke Papua Nugini tidak akan terlalu berpengaruh terhadap ketersediaan listri di area Jayapura karena ke depan kemampuan pembangkit yang dimiliki PLN akan jauh diatas angka tersebut.
"Jadi kalau 2 MW itu cukup kecil, PLTU kita besarnya 20 MW, nanti ada PLTMG 50 MW," ucap Yohanes.
Menurutnya, pada 2014 kedua kepala negara telah merencanakan kerja sama didalam beberapa bidang, termasuk salah satunya enegi.
"2014 itu kita sudah jajaki dengan Papua Nugini Power untuk menjual listrik dari Indonesia ke Provinsi terdekat Vanimo, namun yang kita tahu sejak kunjungan Pak Jokowi ke Port Moresby, itu menjadi bagian yang didiskusikan," ujarnya. (*)