Jayapura (Antara Papua) - Mantan Presiden Timor Leste Ramos Horta mendorong kaum muda Papua lebih giat belajar untuk persiapkan diri menghadapi masa depan yang penuh tantangan.
"Ramos Horta mengatakan beri tahu generasi atau kaum muda Papua, bahwa harus giat belajr, belajar dan belajar. Bukan menjadi orang yang punya kapasitas rata-rata tetapi menjadi orang hebat di dunia," kata Frans Alberth Yoku mengutip petuah Ramos Horta, ketika ditemui di Jayapura, Selasa.
Pada Senin (2/5) siang, sejumlah tokoh Papua diantaranya Frans Aberth Yoku, Ramses Ohee, Nick Messet dan Jhon Norotouw bertemu dengan Ramos Horta, sekaligus makan siang bersama di salah satu restauran ternama di Kota Jayapura.
"Itulah himbauan atau pesan beliau kepada kaum muda masa kini Papua, dan beliau juga mendorong supaya kami menggunakan kesempatan yang ada untuk bangun Papua," katanya.
Mengenai kegaduhan yang dilakukan oleh KNPB agar ULWMP didorong masuk ke MSG, Frans mengatakan bahwa hal itu sudah jelas tidak sesuai karena Papua bagian yang sah dari NKRI.
"Kami masyarakat Papua tidak perlu lagi ramai-ramai seperti itu, masa yang sangat sulit di tahun 1960, 1970, 1980 dan sebagian 1990 an itu kami sudah lewati. Dengan segala perubahan yang terjadi termasuk reformasi, demokrasi di Indonesia," ujarnya.
Frans mengatakan sebaiknya orang Papua melihat peluang yang ada, seperti sekolah hingga berkuliah untuk mendapatkan ijazah serta pengalaman yang banyak.
"Kini ruang untuk berekspresi tentang hidup, tentang memperjuangkan satu masa depan lebih bagus sudah terwujud. Untuk kami sendiri, untuk anak cucu kami dalam bingaki NKRI, dalam bingkai konstitusi yang sudah ada ini," katanya.
"Yang sudah ada diatas meja, mari kami kelola, ruang hukum, ruang politik, ekenomi, sosial yang sudah tercipta, untuk menghidupkan diri dan menata hidup yang lebih bagus bagi masyarakat Papua. Kenapa kami ribut-ribut terus, sementara banyak peluang yang tersedia kita lalui," lanjutnya.
Namun, Frans meminta agar pemerintah melalui lembaga terkait juga melihat fenomena yang terjadi di kalangan generasi muda.
Untuk itu, Frans menegaskan agar orang asli Papua atau kaum muda di Papua harusnya tidak menyia-nyiakan peluang, waktu dan kesempatan yang sama untuk membangun daerah hingga sejajar.
"Saya berpikir banyak waktu yang bisa digunakan, banyak kesempatan yang ada untuk kami membangun Papua, membangun hidup yang lebih memberikan kesempatan maju," ujarnya. (*)
"Ramos Horta mengatakan beri tahu generasi atau kaum muda Papua, bahwa harus giat belajr, belajar dan belajar. Bukan menjadi orang yang punya kapasitas rata-rata tetapi menjadi orang hebat di dunia," kata Frans Alberth Yoku mengutip petuah Ramos Horta, ketika ditemui di Jayapura, Selasa.
Pada Senin (2/5) siang, sejumlah tokoh Papua diantaranya Frans Aberth Yoku, Ramses Ohee, Nick Messet dan Jhon Norotouw bertemu dengan Ramos Horta, sekaligus makan siang bersama di salah satu restauran ternama di Kota Jayapura.
"Itulah himbauan atau pesan beliau kepada kaum muda masa kini Papua, dan beliau juga mendorong supaya kami menggunakan kesempatan yang ada untuk bangun Papua," katanya.
Mengenai kegaduhan yang dilakukan oleh KNPB agar ULWMP didorong masuk ke MSG, Frans mengatakan bahwa hal itu sudah jelas tidak sesuai karena Papua bagian yang sah dari NKRI.
"Kami masyarakat Papua tidak perlu lagi ramai-ramai seperti itu, masa yang sangat sulit di tahun 1960, 1970, 1980 dan sebagian 1990 an itu kami sudah lewati. Dengan segala perubahan yang terjadi termasuk reformasi, demokrasi di Indonesia," ujarnya.
Frans mengatakan sebaiknya orang Papua melihat peluang yang ada, seperti sekolah hingga berkuliah untuk mendapatkan ijazah serta pengalaman yang banyak.
"Kini ruang untuk berekspresi tentang hidup, tentang memperjuangkan satu masa depan lebih bagus sudah terwujud. Untuk kami sendiri, untuk anak cucu kami dalam bingaki NKRI, dalam bingkai konstitusi yang sudah ada ini," katanya.
"Yang sudah ada diatas meja, mari kami kelola, ruang hukum, ruang politik, ekenomi, sosial yang sudah tercipta, untuk menghidupkan diri dan menata hidup yang lebih bagus bagi masyarakat Papua. Kenapa kami ribut-ribut terus, sementara banyak peluang yang tersedia kita lalui," lanjutnya.
Namun, Frans meminta agar pemerintah melalui lembaga terkait juga melihat fenomena yang terjadi di kalangan generasi muda.
Untuk itu, Frans menegaskan agar orang asli Papua atau kaum muda di Papua harusnya tidak menyia-nyiakan peluang, waktu dan kesempatan yang sama untuk membangun daerah hingga sejajar.
"Saya berpikir banyak waktu yang bisa digunakan, banyak kesempatan yang ada untuk kami membangun Papua, membangun hidup yang lebih memberikan kesempatan maju," ujarnya. (*)