Jayapura (Antara Papua) - Kementerian Pertanian menyatakan produksi anggrek di Provinsi Papua masih minim atau kurang dari lima persen jika dibandingkan dengan beberapa daerah sentranya seperti Banten, Jawa Barat, Bali dan Jawa Tengah.

Staf Ahli Kementerian Pertanian Bidang Infrastruktur Ani Handayani, di Jayapura, Jumat, mengatakan berdasarkan data Ditjen Holtikultura Ooulook Anggrek 2015, selain Papua, DKI, Kalbar, Sumut, Kaltim juga berproduksi kurang dari lima persen.

"Artinya, sumber genetika yang diperkirakan ada sekitar 2.000 spesies atau bahkan lebih di Papua itu belum diusahakan secara budidaya dan pembagian terhadap distribusinya masih sangat kecil," katanya.

Ani menjelaskan memang selama lima tahun terakhir ini rata-rata pertumbuhan perkembangan anggrek sebesar 5,19 persen, meskipun lahan budidaya dan luas panen cenderung menurun tetapi produktifitasnya meningkat.

"Produktifitas ini meningkat dari 7,68 tangkai per meter persegi (2010) menjadi 13,39 tangkai per meter persegi (2014) atau pertumbuhan rata-rata per tahun meningkat sekitar 10,63 persen," ujarnya.

Dia menuturkan data tersebut menunjukkan teknologi budidaya anggrek sudah meningkat baik dan dapat dilaksanakan sampai ke tingkat petani anggrek.

"Dari sejumlah spesies anggrek yang dimiliki Papua, sejak sekarang sebaiknya dicatat, didata, didokumentasikan dan apabila memungkinkan didaftarkan Indikasi Geografisnya (IG) sebagai bukti sah kepemilikan anggrek asli Indonesia," katanya lagi.

Dia menambahkan meskipun demikian, pihaknya yakin Perhimpuan Anggrek Indonesia (PAI) Provinsi Papua telah melakukan upaya konkrit untuk menghadapi kemungkinan terancam punahnya sejumlah anggrek spesies asal Bumi Cenderawasih. (*)

Pewarta : Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024