Jayapura (Antara Papua) - Dandim 1701/Jayapura Letkol Inf M. Mahbub Junaedi dan Wakil Bupati (Wabup) Keerom Muh Markum, memimpin panen raya padi di Kampung Wiantre, Arso V, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, Sabtu (4/6).

Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Keerom Marthen Y. K. Rumbiak, juga hadir dalam momentum panen raya padi itu.

Marthen melaporkan bahwa panen raya padi itu pada areal seluas lima hektare dari 30 hektar lahan sawah yang ada di Arso V.

"Kegiatan ini merupakan perintah dari Bapak Presiden. Target Pajale pada 2016 ini adalah khusus padi yang sudah disetujui Bupati Keerom dengan luas lahan sekitar 420 hektare," ujarnya.

Ia mengatakan hampir 1.000 hektare lahan di Kabupaten Keerom siap dijadikan lahan persawahan.

Namun, dari luas lahan itu sekitar lima persen terkena hama padi, sehingga langkah antisipasi ditempuh agar lahan sawah yang terkena hama tidak semakin meluas.

"Untuk itu kita harus menjaga padi kita agar tidak terkena hama, saya juga meminta jangan selalu tanam padi terus, bisa juga jagung agar bisa berganti-gantian dalam penanamannya," ujarnya.

Diharapkan para petani dan penyuluh bisa bekerja sama untuk penanaman padi secara serempak dan menanam padi untuk target produksi.

Sementara itu, Dandim Jayapura Letkol Inf M. Mahbub Junaedi mengatakan kegiatan panen padi itu patut disyukuri karena pada awal musim tanam di 2016 banyak cobaan yang dialami para petani.

"Masalah pupuk yang mengakibatkan pola tanam di masing-masing wilayah kurang baik dan maksimal hasilnya," ujarnya.

Tahun ini juga sesuai dengan perintah Menteri Pertanian dan TNI Angkatan Darat yaitu akan membuat percetakan sawah dengan harapan bulan Juni ini sudah selesai dan bisa ditanami oleh para petani.

Di tahun ini juga, panen padi akan dilaksanakan di Arso I, III, IV, VI dan di Distrik Senggi dengan luas mencapai 200 hektare.

Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Kabupaten Keerom M. Markum meminta seluruh dinas teknis terkait untuk mendata petani yang ada di Kabupaten Keerom agar kedepannya dapat dilaksanakan pola pembinaan melalui kelompok tani dan kelompok penyuluh yang bergerak paling depan serta harus bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Untuk pengairan dan pengkajian Padi juga nanti harus memakai sistem atau format yang harus di perhitungkan secara baik dan matang, seperti sekarang ini bahwa perlu diketahui bersama untuk usia padi yang dipanen itu adalah 120 hari atau tiga bulan lebih.

"Jadi pada saat memanen padi harus tepat pada waktunya dari waktu yang telah di targetkan, jangan lewat atau lebih dari yang telah di targetkan karena nanti bisa mengakibatkan hasil panen yang tidak memuaskan," ujarnya. (*)


Pewarta : Pewarta: Anwar Maga
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024