Jayapura (Antara Papua) - World Wide Found organisasi yang bergerak di bidang lingkungan dan restorika menyatakan pengalihan hutan menjadi lahan atau deforestasi di Papua mencapai 110.000 hektare setiap tahunya.
"Dari hasil kajian kita bersama, deforestasi itu mencapai 110 hektare per tahun untuk Papua,"kata Piter Rocky Alusius, Koordinator Hutan WWF Papua, di Jayapura, Senin.
Ia mengatakan, hasil suatu kajian tersebut melibatkan Pemerintah Provinsi Papua dengan para pemangku kepentingan yang lain khususnya berkaitan dengan rencana program aksi daerah.
"Kita sama-sama coba melihat berapa kerusakan hutan yang berkaitan dengan deforestasi hutan sama degradasi hutan,"ujarnya.
Dari hasil kajian tersebut, sekarang kita melihat bahwa, defortasi hutan itu kurang lebih mencapai 110.000 hektare per tahun.
"Bahwa degradasi itu hutan yang hilang akibat kegiatan eksploitasi atau konversi sedangkan deforestasi itu sendiri kegiatan potensi hutan yang hilang akibat eksploitasi atau pemanfaatan kayu,"tambahnya.
Ia menambahkan, hutan yang hilang akibat eksploitasi itu adalah kawasan konservasi sehingga perlu adanya perhatian semua pihak untuk menjaga kelestariaan hutan.
"Yang menjadi kepentingan di Papua, adalah pembangunan dan daerah. Ada beberapa kegiatan pembalakan hutan itu harus ada kolaborasi dengan semua stake holder,"tambahnya lagi.(*)
"Dari hasil kajian kita bersama, deforestasi itu mencapai 110 hektare per tahun untuk Papua,"kata Piter Rocky Alusius, Koordinator Hutan WWF Papua, di Jayapura, Senin.
Ia mengatakan, hasil suatu kajian tersebut melibatkan Pemerintah Provinsi Papua dengan para pemangku kepentingan yang lain khususnya berkaitan dengan rencana program aksi daerah.
"Kita sama-sama coba melihat berapa kerusakan hutan yang berkaitan dengan deforestasi hutan sama degradasi hutan,"ujarnya.
Dari hasil kajian tersebut, sekarang kita melihat bahwa, defortasi hutan itu kurang lebih mencapai 110.000 hektare per tahun.
"Bahwa degradasi itu hutan yang hilang akibat kegiatan eksploitasi atau konversi sedangkan deforestasi itu sendiri kegiatan potensi hutan yang hilang akibat eksploitasi atau pemanfaatan kayu,"tambahnya.
Ia menambahkan, hutan yang hilang akibat eksploitasi itu adalah kawasan konservasi sehingga perlu adanya perhatian semua pihak untuk menjaga kelestariaan hutan.
"Yang menjadi kepentingan di Papua, adalah pembangunan dan daerah. Ada beberapa kegiatan pembalakan hutan itu harus ada kolaborasi dengan semua stake holder,"tambahnya lagi.(*)