Jayapura (Antara Papua) - Dua puluh peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) Lampung yang telah lima hari berada di Provinsi Papua berupaya mempelajari beragam budaya, pendidikan dan "enterpreunership" yang difasilitasi Kementerian BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia, dan Perum Perhutani.
Kepada Antara di Jayapura, Senin, Kabiro Komunikasi Perum Perhutani Susetiyaningsih yang mengikuti beberapa kegiatan siswa mengungkapkan antusiasme siswa terhadap keindahan alam Papua yang seolah menyihir mereka.
"Bersama Pimca BRI Abepura Suristanta siswa kita bawa belajar melukis kulit kayu di tepi danau Sentani, melihat pembuatan Noken oleh kelompok perempuan pegunungan Papua Nabuwa Kabuwa, melihat hutan mangrove teluk Yotefa dan berbaur di festival teluk Humboldt di Tobati Jayapura Sabtu sore sehari sebelum festival berakhir," ujarnya.
Matius B Limbong selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kodya Jayapura juga ikut menyambut dan memberikan penjelasan tentang Festival Humboldt itu.
Salah seorang siswa Yoga Pratama dari SMA Negeri Way Jepara Lampung Timur mengaku dirinya tidak menduga akan melihat acara festival Humbolt di dekat hutan mangrove Yotefa ini.
Semula dibenak Yoga, ia hanya akan melihat mangrove, tetapi sampai di Tobati justru ada Festival Teluk Humbolt ke VIII.
"Ternyata tarian rakyatnya bagus-bagus, ada pameran foto tempo dulu, kuliner lokal, lomba melukis. Humbolt itu ternyata nama teluk tempat pendaratan tentara sekutu pada Perang Dunia II," ujar Susetiyaningsih mengutip pengakuan Yoga.
Bahkan, Yoga mengakui dibanding festival Way Kambas di Lampung, Humbolt ini lebih meriah, pemandangan di tepi pantai teluk bagus, ada mangrove di sekitar dan banyak turis asing datang.
Pengenalan budaya lokal merupakan salah satu muatan dalam kegiatan siswa mengenal nusantara dalam rangka program BUMN Hadir Untuk Negeri yang sudah memasuki tahun kedua.
Para siswa berprestasi yang ikut program ini adalah siswa terbaik dan telah mengikuti serangkaian test termasuk wawancara dan psikotes.
Pada Minggu (7/8), siswa SMN Lampung menghabiskan waktu mereka di tugu Mac Arthur Ifar Gunung dan situs megalitik Tutari Kampung Doyo Lama Sentani. (*)
Kepada Antara di Jayapura, Senin, Kabiro Komunikasi Perum Perhutani Susetiyaningsih yang mengikuti beberapa kegiatan siswa mengungkapkan antusiasme siswa terhadap keindahan alam Papua yang seolah menyihir mereka.
"Bersama Pimca BRI Abepura Suristanta siswa kita bawa belajar melukis kulit kayu di tepi danau Sentani, melihat pembuatan Noken oleh kelompok perempuan pegunungan Papua Nabuwa Kabuwa, melihat hutan mangrove teluk Yotefa dan berbaur di festival teluk Humboldt di Tobati Jayapura Sabtu sore sehari sebelum festival berakhir," ujarnya.
Matius B Limbong selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kodya Jayapura juga ikut menyambut dan memberikan penjelasan tentang Festival Humboldt itu.
Salah seorang siswa Yoga Pratama dari SMA Negeri Way Jepara Lampung Timur mengaku dirinya tidak menduga akan melihat acara festival Humbolt di dekat hutan mangrove Yotefa ini.
Semula dibenak Yoga, ia hanya akan melihat mangrove, tetapi sampai di Tobati justru ada Festival Teluk Humbolt ke VIII.
"Ternyata tarian rakyatnya bagus-bagus, ada pameran foto tempo dulu, kuliner lokal, lomba melukis. Humbolt itu ternyata nama teluk tempat pendaratan tentara sekutu pada Perang Dunia II," ujar Susetiyaningsih mengutip pengakuan Yoga.
Bahkan, Yoga mengakui dibanding festival Way Kambas di Lampung, Humbolt ini lebih meriah, pemandangan di tepi pantai teluk bagus, ada mangrove di sekitar dan banyak turis asing datang.
Pengenalan budaya lokal merupakan salah satu muatan dalam kegiatan siswa mengenal nusantara dalam rangka program BUMN Hadir Untuk Negeri yang sudah memasuki tahun kedua.
Para siswa berprestasi yang ikut program ini adalah siswa terbaik dan telah mengikuti serangkaian test termasuk wawancara dan psikotes.
Pada Minggu (7/8), siswa SMN Lampung menghabiskan waktu mereka di tugu Mac Arthur Ifar Gunung dan situs megalitik Tutari Kampung Doyo Lama Sentani. (*)