Jayapura (Antara Papua) - Para pedagang di Pasar Perbatasan RI-PNG, Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura bersepakat untuk tidak berjualan pascakebakaran pada dua pekan lalu hingga kios-kios darurat yang didirikan secara swadaya berhasil dibangun semua.

"Pada pekan lalu saat Pak Max ME Olua, Kadis Perindagkop Papua berkunjung dan melihat lokasi kebakaran, para pedagang telah sampaikan bahwa mereka tidak akan berjualan hingga bangunan kios sementara berdiri," kata Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif 122/Tomba Sakti Letkol Inf Kohir di Kota Jayapura, Minggu.

Menurut dia, kesepakatan itu dibuat bersama, baik pedagang yang kena musibah kebakaran maupun tidak, dan kesepakatan itu juga didukung oleh tokoh masyarakat dan adat setempat, sebagai rasa solidaritas dan keadilan bagi sesama pedagang.

"Keputusan itu diambil atas keinginan dan kesepakatan bersama, mereka inginkan ada kebersamaan dan keadilan. Mereka berharap kios-kios sementara yang dibangun secara swadaya mendapat uluran tangan dari pemerintah," katanya.

Kesepakatan itu, kata Kohir, ternyata mendapat perhatian dari masyarakat dan jurnalis Vanimo, Papua Nugini akibat dampak dari kebakaran Pasar Perbatasan RI-PNG pada dua pekan lalu.

"Hari pasar itu tiap Selasa dan Kamis, sehingga warga PNG ada yang bertanya kepada anggota Satgas kenapa pasar ditutup, bahkan jurnalis PNG juga menanyakan hal yang sama. Kami jelaskan sesuai dengan fakta di lapangan, dan mereka berharap secepatnya Pasar Perbatasan segera dibangun," katanya.

Hingga kini, Kohir mengemukakan bahwa sisa-sisa atau puing-puing kebakaran Pasar Perbatasan masih dibiarkan begitu karena informasi yang beredar Gubernur Papua Lukas Enembe akan meninjau lokasi tersebut.

"Sementara para pedagang korban kebakaran sedang berupaya secara swadaya membangun kios-kios darurat diareal yang telah disediakan tak jauh dari Pasar Perbatasan," katanya. (*)

Pewarta : Pewarta: Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024