Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua berharap Bank Indonesia terus memperkuat penggunaan mata uang rupiah di daerah perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) dengan meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menggunakan uang rupiah.
“Daerah perbatasan memiliki pertumbuhan ekonomi yang bagus di mana di sana terdapat pasar perbatasan,” kata Penjabat Gubernur Papua Ramses Limbong di Jayapura, Rabu.
Menurut Ramses, pihaknya masih melihat ada penggunaan kina di sana meski tidak secara terang-terangan, namun hal ini harus menjadi perhatian Bank Indonesia.
“Oleh sebab itu saya minta agar edukasi dan sosialisasi agar lebih gencar lagi dilakukan agar para pedagang dapat lebih paham pentingnya penggunaan uang rupiah,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa pihaknya juga meminta Bank Indonesia beserta Bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) agar melakukan inovasi dengan menghadirkan terobosan yang dapat mempermudah proses penukaran kina ke rupiah.
“Inovasi ini harus ada dilakukan dengan begitu penggunaan rupiah bisa lebih maksimal lagi karena merupakan alat pembayaran yang sah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Faturachman mengatakan, pihaknya secara rutin melakukan edukasi kepada pedagang di Pasar Skow agar melakukan pembayaran dengan mata uang rupiah.
“Karena rupiah simbol kedaulatan negara sehingga kami juga mendorong perbankan untuk membuka kembali pelayanan money changer di daerah perbatasan,” katanya.
Menurut Faturachman, dengan begitu layanan penukaran valas bertambah dan mempermudah masyarakat.
“Berdasarkan data terdapat empat Kegiatan Usaha Pertukaran Valuta Asing (KUPVA) di daerah perbatasan namun kami berharap agar perbankan bisa membuka kembali sembari kami juga melakukan pelayanan kas keliling di daerah perbatasan,” ujarnya.