Biak (Antara Papua) - Khatib sholat Idul Adha 1437 Hijriah, ustad Sukriadi mengungkapkan ajaran berkurban yang diperlihatkan Nabi Ibrahim AS dengan putranya Nabi Ismail merupakan manifestasi pendidikan keimanan yang perlu diteladani umat Islam di Kabupaten Biak Numfor.

"Makna berkurban bagi umat islam juga mengajarkan kita yang berkemampuan (orang kaya) untuk membagikan kebahagiaan dengan kaum duafa melalui ibadah kurban," ujar Khati Sukriadi di hadapan 6.000-an umat Islam pada salat Idul Adha di lapangan hanggar Cenderawasih Lanud Manuhua Biak, Senin.

Ia mengatakan, sebuah kisah pada saat Nabi Ibrahim diperitahkan oleh Allah SWT. untuk menyembelih putranya yakni Nabi Ismail, telah menjadi sebuah tradisi turun-temurun, bagi kalangan umat Islam.

Nabi Ibrahim yang sulit untuk menyembelih putranya sendiri, beliau telah mengabaikan perasaannya tersebut, demi menjalankan serta mendekatkan dirinya kepada Allah Sang Pencipta.

Nabi Ibrahim diutus oleh Allah SWT untuk mengorbankan putranya Nabi Ismail melalui (lewat) mimpinya. Pada waktu itu Nabi Ibrahim yang gunda gulana akhirnya pun menceritakan perihal mimpinya kepada istrinya. dan istrinya pun berkata bahwasanya Jika memang itu merupakan perintah dari Allah SWT. maka segera laksanakanlah !

Kesungguhan serta keihklasan Nabi Ibrahim dengan menjalankan perintah Allah SWT, dibalas dengan perubahan (pergantian) putranya (Nabi Ismail) dengan hewan kurban.

Hingga pada akhirnya pun Nabi Ismail tidak jadi disembelih. Keteguhan serta kesabaran Nabi Ibrahim ini, telah memberikan suatu kesadaran bahwasanya Allah SWT. memiliki jawaban atas semua perintah yang diberikan.

"Allah SWT dengan segala Maha kesempurnaanNya telah memiliki alasan tertentu didalam setiap ujian yang diberikanNya kepada seluruh hambanya (manusia), termasuk dengan peristiwa Nabi Ibrahim dan putranya Nabi ismail," ujarnya.

Dia berharap, dengan momentum ibadah Kurban diharapkan dapat menambah nilai keimanan dan ketakwaan setiap pribadi muslim untuk mencintai Allah di atas segala-galanya.

Makna lain dari berkurban, lanjut Sukriadi, adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berkurban itu berarti kesunggguhan manusia dengan menyerahkan segalanya kepada Allah Sang Pencipta.

"Dengan cara berkurban manusia diajarkan untuk berbagi kepada para mukmin lain, yang pastinya mereka kurang mampu. sepeti misalnya yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa Allah SWT selalu mempunyai alasan yang sangat kuat untuk memerintahkan para hambanya (manusia) untuk berkurban.

Semangat ibadah berkurban dengan keikhlasan dari manusia itu pastinya diuji, diuji dari sifat rakus dan tamak akan harta dunia yang mereka senangi.

"Kurban itu berarti memberikan apa yang telah kita cintai (duniawi) serta apa yang kita sayangi, dalam hal ini adalah harta yang kita miliki, yakni dengan cara berkurban hewan ternak sapi atau kambing," katanya

Perayaan salat Idul Adha 1437 H dipimpin imam Alhafidz Imam Al Buchori Hambali, berlangsung kondusif dan mendapat pengamanan khusus dari prajurit Lanud Manuhua dan personel Sabhara Polres Biak Numfor. (*)

Pewarta : Pewarta: Muhsidin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024