Jayapura (Antara Papua) - Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Jayapura mengakui masih kekurangan fasilitas siaga bencana seperti mobil "rescue", mobil dapur, motor tempel rescue dan lain sebagainya.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jayapura Harold Monim, di Jayapura, Selasa, mengatakan hingga kini pihaknya baru memiliki satu mobil dapur yang kondisinya sudah tidak layak pakai.
"Kami rindu memiliki mobil rescue, mobil dapur baru, motor tempel rescue dan lain sebagainya, mengingat wilayah Kabupaten Jayapura juga terdiri dari perairan bebas," katanya.
Menurut Harold, pihaknya telah lama mengajukan permohonan bantuan fasilitas pendukung untuk penanganan bencana di wilayahnya, namun hingga kini belum direspon oleh kementerian terkait.
"Sejak 2009 hingga 2013, kami sudah mengajukan permohonan bantuan tersebut ke kementerian, namun belum ada jawaban hingga kini," ujarnya.
Dia menuturkan pihaknya juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp300 juta lebih untuk penanganan dan antisipasi terjadinya bencana di Kabupaten Jayapura.
"Bencana ini bisa saja bencana alam maupun sosial karena pada Dinsosnakertrans tersedia bantuan berupa `buffer stock` untuk penanganan kebutuhan masyarakat baik bahan makanan, sandang dan papan," katanya lagi.
Dia menambahkan pihanya berharap ke depannya, fasilitas pendukung untuk antisipasi dan penanganan bencana di wilayah Kabupaten Jayapura dapat tersedia sesuai dengan kebutuhan, mengingat kondisi geografis yang sulit dan susah dijangkau.
Sekadar diketahui, Kabupaten Jayapura, Papua, secara geografis merupakan daerah rawan bencana alam seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi dan tsunami, di mana sayangnya hingga kini masih kekurangan fasilitas pendukung dalam penanganannya. (*)
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jayapura Harold Monim, di Jayapura, Selasa, mengatakan hingga kini pihaknya baru memiliki satu mobil dapur yang kondisinya sudah tidak layak pakai.
"Kami rindu memiliki mobil rescue, mobil dapur baru, motor tempel rescue dan lain sebagainya, mengingat wilayah Kabupaten Jayapura juga terdiri dari perairan bebas," katanya.
Menurut Harold, pihaknya telah lama mengajukan permohonan bantuan fasilitas pendukung untuk penanganan bencana di wilayahnya, namun hingga kini belum direspon oleh kementerian terkait.
"Sejak 2009 hingga 2013, kami sudah mengajukan permohonan bantuan tersebut ke kementerian, namun belum ada jawaban hingga kini," ujarnya.
Dia menuturkan pihaknya juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp300 juta lebih untuk penanganan dan antisipasi terjadinya bencana di Kabupaten Jayapura.
"Bencana ini bisa saja bencana alam maupun sosial karena pada Dinsosnakertrans tersedia bantuan berupa `buffer stock` untuk penanganan kebutuhan masyarakat baik bahan makanan, sandang dan papan," katanya lagi.
Dia menambahkan pihanya berharap ke depannya, fasilitas pendukung untuk antisipasi dan penanganan bencana di wilayah Kabupaten Jayapura dapat tersedia sesuai dengan kebutuhan, mengingat kondisi geografis yang sulit dan susah dijangkau.
Sekadar diketahui, Kabupaten Jayapura, Papua, secara geografis merupakan daerah rawan bencana alam seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi dan tsunami, di mana sayangnya hingga kini masih kekurangan fasilitas pendukung dalam penanganannya. (*)